1.6

641 94 9
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.

〰️

Matahari pagi menyinari bumi begitu hangatnya, membuat siapapun akan senang untuk memulai aktivitas hari ini. Begitu pula (Name) yang sudah keluar dari rumah Keluarga Ziegler pada pagi hari ini. Dia berniat untuk kembali mengunjungi tempat tinggal Eren sebelum dirinya kembali ke rumah siang ini. Tentunya tanpa mengajak Hannah karena bocah itu masih tertidur dengan pulas setelah lelah seharian bermain kemarin.

Sesampainya di rumah Eren, (Name) mengetuk pintu kayu tersebut dengan sopan. Tak perlu menunggu lama, pintu tersebut langsung terbuka dan menampilkan sosok Eren yang tampak segar.

"Selamat pagi, Eren! Bagaimana keadaanmu?" Sapa (Name) antusias.

Eren tersenyum tipis melihat kehadiran (Name), "Kau datang lagi, (Name)? Aku sudah baik-baik saja." Balasnya sambil mempersilahkan (Name) masuk.

(Name) menaruh tasnya di atas meja dan mengeluarkan dua buah sandwich dan dua botol susu yang dia bawa sejak tadi. Namun, sebuah vas bunga di tengah meja menarik perhatiannya. Senyum gadis itu mengembang saat menyadari jika buket bunga buatannya kemarin terhias rapih di dalam vas tersebut.

"Bunga-bunga yang kau ambil kemarin sangat cantik, jadi aku sengaja menaruhnya ke dalam vas." Sahut Eren seakan membaca pikiran (Name).

"Itu memang cantik." Kata (Name) menyutujui.

Eren yang akhirnya mendekati meja makan melihat barang bawaan (Name) dengan heran, "Kau seharusnya tidak perlu repot membawakan makanan ke sini." Ujarnya tak enak.

"Tak apa, Eren. Lagi pula siang ini aku akan kembali ke tengah kota, jadi kita mungkin akan jarang bertemu. Anggap saja makanan ini sebagai hadiah pertemanan kita." Balas (Name) lembut.

"Duduklah." Lanjut (Name).

Keduanya duduk berdampingan dan mulai memakan sarapan yang dibawakan oleh (Name) dengan tenang. Tanpa sadar, Eren menatap gadis disampingnya itu diam-diam. Pipi (Name) yang menggembung dan naik turun akibat mengunyah sandwich miliknya membuat Eren tertawa tanpa sadar.

"Ada apa?" Tanya (Name) bingung.

Mata bulat (Name) yang kebingungan membuat tawa Eren semakin lebar, "Kau makan seperti anak kecil." Kata Eren di sela-sela tawanya.

(Name) memutar bola matanya malas, "Perasaan aku makan dengan normal." Balasnya.

"Ah iya, (Name). Kau mau mencoba memancing?" Tawar Eren tiba-tiba.

PETRICHOR // Eren x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang