0.7

839 110 6
                                    

〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️

Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.

〰️

(Name) mendudukkan dirinya pada ujung ranjang . Sudah seharian dia menangisi fakta menyedihkan yang baru saja dia terima tentang kematian ibunya yang entah karena apa. Hari sudah gelap dan dia mengunci dirinya di kamar sejak tadi pagi tanpa menghiraukan ketukan orang-orang di luar sana yang mengkhawatirkan. Matanya sudah bengkak untuk menghabisi air mata di dalamnya, membuat penampilan gadis itu tampak berantakan.

Bugh

(Name) memukul kepalanya pelan.

Apa yang aku telah lupakan? Pikirnya dalam hati.

Bugh

Kali ini pukulan dikepalanya lebih kencang.

"Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" Ringisnya lagi.

Tangan gadis itu kembali melayang menuju kepalanya, namun gerakan tangan tersebut berhenti tepat setelah seseorang menggenggam tangannya. (Name) menoleh ke atas dan mendapati laki-laki yang selalu memenuhu kepalanya belakangan ini.

"Eren?" Bisiknya nyaris tak terdengar.

Tanpa aba-aba, tubuh (Name) tertarik jatuh ke dalam pelukan lelaki itu. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari kedua mulut mereka. Hanya suara hembusan angin yang masuk melalui jendela kamar (Name) disertai derikan ranting yang saling beradu. Aroma pohon pinus yang menyegarkan menyeruak dari tubuh Eren, memberikan rasa nyaman yang tidak dapat dijelaskan oleh (Name).

Setelah beberapa saat, Eren merenggangkan pelukan keduanya dan berjongkok tepat dihadapan gadis itu. Tangannya terangkat untuk mengusap sisa-sisa air mata yang berada di pipi (Name).

"Kau akan baik-baik saja." Satu kalimat yang keluar dari mulut Eren cukup membuat mata gadis itu mulai menghangat lagi, siap untuk kembali menjatuhkan air matanya.

"Mereka semua berbohong kepadaku. Termasuk Reiner, orang yang sangat aku percaya sejak kecil." Ujar gadis itu pelan.

Eren mengangguk kecil, "Aku tahu."

"Tetapi mereka melakukan itu untuk kebaikanmu." Lanjut lelaki itu.

(Name) mengelap setetes air mata yang baru saja turun dari kelopaknya. Gadis itu menatap lelaki dihadapannya tepat dikedua matanya. Mata bewarna hijau yang entah kenapa terasa hangat dan kosong disaat yang bersamaan.

PETRICHOR // Eren x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang