〰️
Petrichor (n) a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after a long period of warm, dry weather.
〰️
Entah sudah beberapa kali (Name) menghembuskan napasnya berat dalam waktu dekat. Dia tidak melihat kehadiran Eren beberapa hari ini dan dia juga tidak bisa mengunjungi rumah lelaki itu dikarenakan pekerjaan rumah sakit yang belum selesai. Tidak dapat dipungkiri jika dirinya sangat khawatir dengan keadaan Eren sejak terakhir kali mereka bertemu. Apakah luka lelaki itu sudah ditangani dengan baik? Atau justru Eren hanya membiarkannya mengingat dia tidak memiliki kartu identitas untuk datang ke rumah sakit?
Hari ini merupakan hari terakhir (Name) bekerja di rumah sakit karena kebutuhan relawan belum diperlukan lagi setelahnya dan dia berniat untuk mengunjungi Eren langsung setelah jam kerjanya selesai. Namun, sial sekali dikarenakan hari ini merupakan hari terakhir, shiftnya baru selesai sore hari.
"(Name), kau sudah bisa pulang sekarang." Ucapan dari Suster Elma itu sontak membuat (Name) langsung semangat.
Gadis itu meraih tas ranselnya yang sebelumnya sudah dia isi dengan beberapa perlengkapan medis yang mungkin akan berguna nantinya untuk mengobati Eren.
"Terima kasih, Suster Elma! Kalau begitu aku pulang dulu!" Pamit (Name).
(Name) langsung melangkahkan kakinya ke luar dari rumah sakit dengan tergesa, dia juga memberhentikan salah satu taksi yang kebetulan melintas di depan jalanan rumah sakit. (Name) langsung masuk ke dalam taksi tersebut dan menyebutkan tempat tujuannya. Tanpa banyak berbicara, sang supir langsung melajukan mobilnya untuk mengantar (Name).
Sepanjang perjalanan, (Name) hanya bisa memainkan jarinya gugup. Apakah sikapnya sekarang terlalu berlebihan? Tapi wajar bukan jika dirinya khawatir setelah lelaki yang menyelamatkannya justru terluka dan menghilang dari pandangannya? Apalagi dalam konteks ini, lelaki tersebut adalah Eren. Orang yang selalu berada di dalam pikirannya akhir-akhir ini.
Tanpa membutuhkan waktu lama, taksi yang membawanya itu sampai di tempat yang dia tuju, yakni jalanan depan rumah keluarga Ziegler. (Name) memilih untuk turun sedikit lebih jauh agar tidak terlihat oleh keluarga pamannya itu. Setelah membayar uang taksi, (Name) langsung melangkahkan dirinya menuju pepohonan rindang yang mengarah ke tempat tinggal Eren berada. Suasana sore yang diiringi semilir angin yang berhembus membuat perjalanan singkatnya ini terasa menyenangkan. Kesejukan yang dikeluarkan dari pepohonan disertai berbagai macam tumbuhan yang hidup di sekitar sana membuat siapapun betah berlama-lama berjalan di sana.
Sesampainya dia di depan rumah kayu Eren, (Name) mulai mengetuk pintu dengan ragu-ragu. Gadis itu menggigit bibirnya gugup menunggu Eren untuk membuka pintu. Beberapa detik berlalu tapi Eren belum juga membuka pintu. Kali ini (Name) mengetuk pintu jauh lebih keras dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR // Eren x Readers
Fanfiction[COMPLETED - DALAM TAHAP REVISI] (Name) merasa hidupnya tidak baik-baik saja setelah dirinya terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dalam kondisi hilang ingatan. Mimpi buruk dan halusinasi aneh sering menghampirinya hampir setiap saat hingga membua...