22

31 6 15
                                    

"Silahkan keluar"

"Tapi pak-"

"Saya sibuk, tolong keluar!"

Ucapan dosen itu sukses membuat Gracia menghembuskan nafasnya dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Ketika keluar dari ruangan, hal pertama yang ia lihat adalah Fien dengan tangan yang menyilang di depan dadanya.

Fien yang melihat Gracia keluar pun mendekati nya dan menatapnya lembut.

"Kenapa? Ko bete?" Tanya Fien membuat Gracia menatapnya bingung sambil menunjukan proposal yang tadi pagi diberikan oleh Quinn.

"Ini?"

"Proposal promnight buat acara ulang tahun kampus. Padahal Quinn ngerjain susah susah sambil jaga Mark" ucap Gracia sambil menusap dahinya dan menyisir poni rambut nya ke kebelakang dengan jarinya.

"Terus apa jawaban dari dosen nya?"

"Dosen nya bilang acaranya terlalu monoton, aku bingung harus gimana, biasanya juru bicara paling ampuh tuh Zoey, sekarang Zoey kan masih dirawat" ucap Gracia frustasi.

"Kayanya yang salah tu ada di proposalnya deh Gress" ucap Fien membuat Gracia menatapnya.

"Kenapa?"

"Katanya tadi proposal nya dibilang monoton, berarti harus ada ide ide lain buat acaranya. Kenapa ga nanya aku aja si?" Tanya Fien sambil tersenyum membuat Gracia menatap Fien aneh.

"Kenapa juga aku harus nanya kamu?"

"Aku kan dulunya ketua osis. Jadi paham, nanti aku bantu deh, sekarang kita ke rumah sakit dulu. Kita bahas sama yang lain" ucap Fien membuat Gracia terkekeh lalu mengangguk meng iyakan pacarnya itu.

*~*

Zoey merasakan berat di tangan nya membuat ia membuka mata dan melirik siapa yang bisa membuat tidur nya terganggu.

Namun dahi nya mengkerut ketika melihat laki laki yang tertidur diatas tangan nya. Terasa familiar, namun disisi lain Zoey takut salah.

"W-ward?"

Laki laki itu mengangkat kepalanya. Menatap wajah Zoey berkali kali, terlihat dari matanya yang terus menerus berkedip karna menyesuaikan dengan cahaya akibat baru bangun tidur.

"Udah bangun?"

"K-kamu nungguin aku?"

"Iya. Udah bangun kan? Yaudah gue cabut" ucap Edward sambil menyisir rambut nya kebelakang. Kesan dingin terasa sekali membuat Zoey langsung menggenggam tangan Edward yang bebas.

"Ward, jangan pergi" ucap Zoey kembali menangis membuat Edward membuang wajahnya. Lalu ia pun menghambuskan nafasnya dan menepis tangan Zoey pelan.

"Zoey, cukup. Gue cuma kasian sama lo, makanya gue nemenin lo tadi. Gausah nangis, percuma" ucap Edward dengan kedua alisnya yang menyatu.

"Ngga mau ward, jangan tinggalin aku sendiri" Ucap Zoey yang masih menangis tersedu sedu. Edward yang masih tidak menatap wajah Zoey pun kembali menepis tangan Zoey lebih kasar dari sebelumnya dan beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Zoey yang terisak kencang.

*~*

"Oprasi nya dimulai lusa Gress" ucap Quinn membuat Gracia mengangguk.

"Oke, semangat ya Mark. Gue mau liat Zoey dulu. Nanti kesini lagi buat bahas Promnight" ucap Gracia membuat Quinn dan Mark mengangguk.

Gracia dan Fien pun beranjak dari sana dan pergi menuju ruangan Zoey. Namun, ketika semakin dekat dengan ruangan Zoey, mereka melihat Edward keluar dari ruangan itu dan pergi begitu saja. Membuat Gracia merasa panik dan langsung berlari memasuki ruangan Zoey.

[✔️]the RICH CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang