"Chaeng-ahh, kau tahu cara bagaimana menghadapi wanita?"
Chaeyoung mengaduk minumannya lalu meminumnya "kau seperti tidak pernah punya hubungan dengan wanita saja."
"Memang tidak. Oleh karena itu aku bertanya padamu. Kau kan punya kekasih."
Chaeyoung memperbaiki duduknya lalu melihat Jennie yang sedang menonton televisi. Iya, sekarang mereka sedang di rumah Rosé. Chaeyoung berkunjung dan mereka sedang mengobrol.
"Bagaimana caramu menjalin hubungan dengan Somi?"
Chaeyoung mengerlingkan matanya "aku sedang bertengkar dengannya. Jangan bahas itu."
"Oops sorry."
Chaeyoung mengambil kacang di toples "tapi aku tahu bagaimana cara menghadapi wanita."
Rosé mengangkat alisnya "oh ya? Apa itu?"
"Ada 70 cara membahagiakan wanita. Satu, manjakan dia, sisanya 69."
Rosé mengernyitkan keningnya "iya aku tahu, sisanya 69, tapi- yakk!"
Rosé menjitak kening Chaeyoung sedangkan yang dijitak hanya tertawa girang "haha astaga kau ini polos atau bodoh sih?"
Rosé menghela nafasnya "polos dan bodoh itu beda beda tipis."
"Eh tapi kau tahu tidak? Irene mencarimu terus tahu."
"Oh ya? Bagaimana?" tanya Rosé.
"Iya dia bertanya kenapa dia tidak pernah melihatmu lagi di bar begitu. Mungkin dia merindukanmu."
"Oh? Siapa Irene?"
Keduanya menatap kearah Jennie yang entah sejak kapan ada disana.
"Ehh? Itu... Teman kerja dulu." jawab Chaeyoung gelagapan.
"Hubby?" Jennie menatap Rosé yang sedang mengunyah kacang.
"Iya, yang dulu aku ceritakan."
"Ohh jadi namanya Irene."
Chaeyoung menyikut Rosé, mengetahui keadaannya, Rosé mengangguk seolah berkata semuanya akan baik baik saja.
"Lalu? Apa yang sering mereka lakukan saat sedang bekerja bersama?" tanya Jennie mulai nimbrung.
"Ya... Tidak banyak sih. Rosé juga orangnya cuek. Paling Irene hanya menyapanya dan Rosé tidak banyak bicara." terang Chaeyoung.
"Oh? Mereka sedekat apa?" tanya Jennie.
"Hey, sudahlah kenapa kau bahas itu?" tanya Rosé terheran heran.
"Ya memangnya kenapa? Aku kan hanya ingin tahu bagaimana pasanganku dulu. Tidak boleh?"
"Boleh tapikan-
"Ya sudah, lanjut Chaeng."
Chaeyoung mengangguk dan kembali bercerita. Dan entah kenapa Rosé jadi was-was, takut sekali Jennie marah padanya. Padahal jika difikir untuk apa Jennie marah?
Jennie juga merasa kesal dengan cerita Chaeyoung, ingin sekali dia memarahi Rosé, tapi dia fikir untuk apa dia memarahinya?
Kalau kata anak senja mah: cemburu pun aku tak berhak.
Alah siah bos...
Malam semakin larut. Chaeyoung sudah pulang dari tadi. Dan di kamar, pasangan Hubby-wifey ini masih terjaga namun masih saling diam.
"Rosie/J"
"Ahh kau duluan saja." ujar Jennie
"Tidak, kau duluan saja." tolak Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
FanfictionI Find Utopia in to you. "Nikahi aku. Tak apa kau tidak mencintaiku. Anggap saja demi kemanusiaan." gadis itu berjongkok membuat dia bingung pasalnya mereka sedang di tempat umum. Akhirnya dia ikut berjongkok "baiklah. Aku akan menikahimu, Jennie...