Sore sudah datang, dan sekarang waktunya pulang, Jisoo dan Lisa pamit pulang sedangkan Mina masih betah mengobrol dengan Jennie dan Eomma Kim.
"Kalian kapan menyusul Lisa? Dia sudah akan punya anak loh,"
Jennie mendelik pada gadis Jepang itu "kenapa jadi dia yang julid,"
"Astaga Myoui, ibuku saja tidak mempermasalahkan itu, kenapa kau heboh sekali?" protes Jennie.
"Ya... Aku kan hanya bercanda, siapa tahu anak kalian laki-laki, bisa lah..."
"Heh Pendopil, bagaimana mungkin kau mengharapkan seseorang yang jauh lebih muda darimu?"
"Jodoh kan tidak ada yang tahu."
Rosé datang, dia baru saja mandi dan kembali ke ruang tamu, "belum pulang?"
Jennie menggeleng "belum, kalau sudah bergosip dia pantang pulang sebelum aib-aib tetangga terbongkar semua."
"Heh, aku tidak begitu ya,"
"Tapi aku kagum pada Lisa, di usia semuda itu sudah siap berumah tangga dan punya anak." puji Rosé mengingat Lisa tadi.
"Hubby, kenapa ikut-ikutan?"
"Memangnya kenapa?"
"Sebenarnya Lisa belum siap, tapi dia terpaksa melakukannya." jawab Mina.
"Terpaksa? Oh? Maksudmu dia dan Jisoo..."
Mina menggeleng "bukan, sebenarnya Jisoo bukan mengandung anaknya, itu anak orang tidak bertanggung jawab, dan ya... Karena memang mereka sudah berteman lama sekali akhirnya Lisa yang bertanggung jawab. Bukan karena kasihan, tapi memang karena dia memiliki perasaan pada sahabatnya,"
Rosé mengangguk faham "wahh mengagumkan, dia berani mengambil resiko demi orang yang dia cintai. Sedangkan aku? Jika tidak Jennie paksa mungkin aku belum menikah dan masih lajang."
"Ihh Hubby kenapa bahas itu?"
"Kenapa? Memang itu yang terjadi kan?"
"Ceritanya bagaimana?" tanya Mina penasaran.
"Iya saat itu dia mengajakku bertemu di taman, suasana sangat ramai dan dengan liciknya dia melamarku disana. Aku sebenarnya enggan menerimanya tapi karena aku tidak tega dia ditertawakan jadi aku menerimanya saja." Rosé menceritakannya dengan berbinar membuat Mina tergelak.
"Astaga... Bisa-bisanya kau melakukan itu."
"Ya... Aku kan terdesak, jika aku tidak melakukan itu sesuatu yang buruk terjadi padaku." tutur Jennie dengan wajah ditekuk.
"Aku tidak tahu jika seorang perfeksionis sepertimu bisa teledor juga." ujar Mina masih dengan tawanya.
"Namanya juga manusia."
"Tapi bersyukurlah, berkat keteledoranmu kau dipertemukan dengan takdirmu ini." Rosé merangkul Jennie.
Gadis berpipi mandu itu mendongkak menatap wajah suaminya "aaa Hubby,"
Rosé tersenyum tipis dan menggesekkan ujung hidung mereka. Keduanya memiringkan wajah namun sebelum bibir mereka menempel...
"Woow woow calm down, ada wanita lajang disini okay? Apa kalian tidak malu melakukan hal tak senonoh dihadapanku?"
Keduanya menatap Mina "kau sudah cukup umur jika hanya untuk melihat adegan ciuman Mina-yaa," Jennie menatap wanita itu dengan tatapan datarnya.
"I know, tapi itu tidak sopan eonnie, apa kau tidak kasihan padaku?"
"Halah bilang saja kau iri,"
Mina mendelik "apa? Iri? Cih..."
"Iya aku iri, aku iri aku dengki. Langit, bisakah kau turunkan aku jodoh yang imut menawan dan menggemaskan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
FanfictionI Find Utopia in to you. "Nikahi aku. Tak apa kau tidak mencintaiku. Anggap saja demi kemanusiaan." gadis itu berjongkok membuat dia bingung pasalnya mereka sedang di tempat umum. Akhirnya dia ikut berjongkok "baiklah. Aku akan menikahimu, Jennie...