20. Say Something

1.1K 182 7
                                    

Kilau sinar mentari menyorot tinggi membuat seseorang menggeliat dari tidurnya. Dia membuka matanya, merasakan tangan seseorang mengelus dan memeluknya dari belakang.

Dia tersenyum saat aroma yang sangat dia kenali mulai memenuhi indra penciumannya. Tangannya meraih tangan lain yang sedang memeluknya tadi.

Jari mereka bertautan, sepasang cincin bergesekan, cincin yang mengikat mereka, cincin yang menjadi tanda cinta mereka.

"Hubby," panggilnya.

"Kenapa sayang?" Rosé menghapus jarak diantara keduanya. Kini keduanya mulai menempel meski Jennie membelakanginya.

Kecupan kecupan kecil dapat Jennie rasakan dipipi dan lehernya, ada apa dengan Rosé hari ini?

"Hentikan Hubby, sekarang pukul berapa?"

"Pukul 10 pagi."

"Apa? Pukul 10? Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Jennie berbalik menatap wajah Rosé yang lebih tinggi darinya.

"Malaikatku sedang tidur, aku tidak tega membangunkannya, tidurmu sangat nyenyak."

"Astaga Hubby," alih alih bangun, perempuan itu kembali menyembunyikan wajahnya diceruk leher Rosé.

"Kau tidak bekerja?" tanya Jennie masih di posisi yang sama.

Rosé merinding dengan hembusan nafas Jennie di lehernya "nanti siang aku kesana. Sekarang aku ingin menemanimu saja."

Tangan Rosé terangkat menaikkan selimut menutupi punggung polos Jennie. Sedangkan Jennie sendiri menutup matanya, dia tidak tidur, dia hanya menikmati momment momment nya bersama Rosé. Tangan mungilnya meraba rahang Rosé dan turun ke dadanya.

Dengan mata tertutup, Jennie bisa merasakan keindahan tubuh suaminya. Dia menyukainya, mungkin semalam bukan kali pertama dia melihat Rosé bertelanjang dada, hanya saja dia selalu terpesona dengannya.

"Hubby,"

"Hmm?"

"Kau sudah sarapan?"

"Belum. Aku hanya ingin disini bersamamu."

"Eomma? Ella?"

"Mereka keluar tadi pagi. Dirumah hanya ada kita berdua."

Jennie merenggangkan pelukannya "kau mau kemana?" tanya Rosé melihat Jennie yang bangkit dari tidurnya.

"Bangun Hubby, aku lapar."

"Oh,"

Jennie menatap Rosé yang masih diam ditempatnya, kenapa dia tiba-tiba jadi murung begini?

"Aku mandi duluan ya?"

Rosé mengangguk lalu meraih ponselnya.

~~~

"Hubby, kau dimana!"

Jennie kembali membuka kamar dan terlihatlah Rosé masih ditempat yang sama.

"Makan dulu."

Rosé mematikan ponselnya lalu pergi ke meja makan. Disana mereka makan pagi menjelang siang dengan khidmat.

Sampai selesai dan sampai Jennie selesai cuci piring pun Rosé masih diam.

"Hubby, kau kenapa!?" tanya Jennie sedikit risau dengan diamnya Rosé.

"Apa? Tidak."

"Katakanlah, apa ysng kau keluhkan? Aku membuatmu kesal? Hubby, jangan mendiamiku."

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang