Seseorang tengah membaca buku dikursi, mengabaikan semua kebisingan dan kegaduhan ditempatnya, tugasnya hanya bekerja, bukan pusing oleh hal-hal yang tak penting baginya.
"Excuse me"
Dia mendongkak menatap seorang pria duduk dihadapannya. "Can you give me a drink?"
"Sure. You can choose one."
"Can you give me your best drink?"
Dia menatap pria itu lama"Okay."
Dia mulai meracik minuman untuk pelanggannya, iya... Bekerja sebagai Bartender adalah hal yang dia lakukan setiap hari.
Eum setiap malam. Siang dia berhibernasi setelah makan banyak. Dia melakukan tugasnya dengan baik dan terampil membuat pria didepannya bertepuk tangan kagum. Setelah selesai dia menghidangkannya diatas meja.
Pria tadi tersenyum puas "Thankyou"
"Roseanne!"
Dia menoleh melihat rekannya yang melambai meminta bantuan, dia berlalu pergi menemuinya.
"Bisa bantu aku?"
"Angkat kardus-kardus ini ke gudang." lanjutnya.
Roseanne atau Rosé mengangguk tanpa repot-repot menjawab ucapan temannya, toh dia datang untuk membantu bukan mengobrol.
"Aku beruntung punya teman sepertimu Rosé, andai aku tidak bertemu denganmu... Mungkin aku sudah jadi gelandangan di Negara ini."
Rosé menghela nafasnya "lain kali kau harus bekerja lebih giat pendek."
Orang yang dikatai pendek itu melebarkan matanya "aku tidak pendek! Aku belum tumbuh!"
"Terserah."
"Untung teman."
Malam ini cerah, tidak ada hujan ataupun awan yang menutupi langit. Bintang-bintang berkedip genit pada seseorang yang sedang berjalan sendirian.
Dia berjalan sendirian, menunduk dengan kepala terbalut Hoodie dan headset yang menyumpal telinganya.
Sekarang sudah pukul 3 pagi, saatnya pulang.
Dia menghela nafasnya, sendirian lagi. Rasanya dia sangat kesepian, dia butuh teman, dia butuh seseorang. Tapi sayangnya Orang-orang pergi satu persatu karena tidak tahan dengan sikap cueknya.
Pernah satu kali dia mencoba hangat dan friendly, tapi semua itu terkesan aneh karena biasanya dia cuek.
Dia terlalu fokus dengan fikirannya, mengabaikan sekitar bahkan lagu yang berputar sikepalanya.
Brukk
Tanpa sadar dia menabrak seseorang. Dia menunduk menatap seorang gadis yang terduduk dijalanan seperti anak hilang.
Cepat-cepat dia berjongkok memunguti barang-barangnya yang sempat terjatuh. "I'm sorry Miss."
"Sakit tahu!"
Rosé menatap gadis itu, sekatika dia ingin tertawa melihat pipi mandu yang mengembung karena sang empunya sedang cemberut.
"Apa lihat-lihat?"
Rosé hanya menggeleng kembali mengembalikan tas gadis itu.
"Sekali lagi aku minta maaf." ucapnya menunduk lalu pergi begitu saja setelah membantu gadis itu berdiri.
"Iya... Eh? Dari sekian banyaknya orang yang aku temui hanya dia yang mengerti bahasaku?" dia berbalik menatap orang itu yang berjalan semakin jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
FanficI Find Utopia in to you. "Nikahi aku. Tak apa kau tidak mencintaiku. Anggap saja demi kemanusiaan." gadis itu berjongkok membuat dia bingung pasalnya mereka sedang di tempat umum. Akhirnya dia ikut berjongkok "baiklah. Aku akan menikahimu, Jennie...