"Chamkamman!" dengan susah payah Jennie berlari dengan kaki mungilnya mencoba mengimbangi langkah Rosé dengan kaki jenjangnya.
"Tunggu ish!"
"Pergilah!"
"Tidak mau. Roseanne tunggu aku!"
"Aww"
Rosé berbalik saat mendengar suara rintihan Jennie. Rosé hanya diam memandangnya lalu bersandar ke pagar pembatas.
Jennie mendongkak menatap Rosé yang tengah mengulum tawanya. "Yak! Setidaknya bantu aku! Dimana rasa kemanusiaanmu?"
"Siapa yang menyuruhmu mengikutiku?" tanya Rosé balik.
Jennie bangkit lalu membersihkan kotoran yang menempel ditangan dan lututnya. Rosé masih melipat tangan, tidak bergerak selama lima menit terakhir.
"Yak,"
Rosé memandangnya tanpa perlu membalas ucapannya.
"Kau sudah lama disini?"
"Baru datang sampai kau mengikutiku."
"Bukan, maksudku di Aussie. Kau sudah lama tinggal disini?"
Rosé menyipitkan matanya, "Kenapa anda sok dekat sekali Nona? Jangan dekati aku, aku miskin."
Jennie membuka mulutnya tak percaya, Apa-apaan ini? Dia mengira kalau Jennie...
"Yak, apa yang kau katakan?"
Rosé berdecih sebal lalu kembali berjalan. Dia paling tidak suka jika harus mengulang ucapannya. Buang-buang waktu dan tenaga.
Jennie menghela nafasnya, haruskah dia bermain kejar-kejaran hari ini? "Roseanne!"
Mendengar namanya dipanggil, Rosé mengeluarkan headset nya lalu menyumpal telinganya dengan benda itu.
Jennie kesal lalu mulai berjongkok memegangi perutnya "Hey! Wait a minute, don't forget if your wife is pregnant? I'm pregnant Hubby!"
Rosé menutup matanya dalam. Untuk kedua kalinya gadis itu mempermalukannya di hari yang sama. Dia berbalik lalu tersenyum simpul. Tanpa melihat sekitar pun dia tahu jika dia sudah jadi tontonan Orang-orang.
"I put a curse you"
Rosé hanya berjalan kearah Jennie, dia ikut berjongkok membuat Orang-orang disekitar menatap mereka semakin heran.
"Sekali lagi kau mempermalukanmu aku akan menendangmu kembali ke Korea."
"Haha bisa aku menawar? Aku ingin ke New Zealand saja."
Rosé menghela nafasnya lalu melipat tangan didepan dada. "Sebenarnya apa maumu?"
"Aku hanya ingin dekat denganmu, aku ingin mengelilingi Melbourne bersamamu."
"Kau ini kenapa? Aneh sekali."
"Hehe aku hanya takut tersesat lagi."
Rosé menatap Jennie lama membuat gadis itu gugup. Akhirnya dia menunduk dan mengulurkan tangannya. Jennie menatapnya tidak mengerti. Maksud dia apa coba?
"Ayo bangun. Kau bilang ingin mengelilingi Melbourne denganku."
Senyuman Jennie mengembang, dia meraih tangan Rosé, keduanya berjalan berdampingan membuat Orang-orang disana tersenyum menatap mereka.
"Bisa aku menggenggam tanganmu?" tanya Jennie.
"Tidak."
"Wae?"
"Tidak suka kontak fisik."
"Baiklah..."
"Rosie aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
FanficI Find Utopia in to you. "Nikahi aku. Tak apa kau tidak mencintaiku. Anggap saja demi kemanusiaan." gadis itu berjongkok membuat dia bingung pasalnya mereka sedang di tempat umum. Akhirnya dia ikut berjongkok "baiklah. Aku akan menikahimu, Jennie...