Energen Koorma enak 👍
Bukan pagi yang special. Hari ini Rosé memutuskan untuk lebih produktif dari hari sebelumnya yang hanya bermalas malasan dan memeluk Jennie seperti guling. Iya, hari ini dia mencoba untuk mencari cara bagaimana caranya agar bisa tidur cepat di pagi hari.
Hal itu tentu saja membuat Jennie dongkol, bicara ingin menafkahi tapi pekerjaannya hanya tidur dan makan.
"Aku ragu kau Benar-benar ingin mempertahankan rumah tangga kita Rosie." celetuk Jennie yang sedang membersihkan karpet dengan Vacum cliner yang bisa menyedot dosamu sampe ke ubun ubun dengan garansi kalau masih berdosa ya masuk neraka.
Fix sy jadi penulis komedi romantis lagi.
"Kenapa kau bicara seperti itu?" Rosé menatap Jennie malas dari atas sofa.
"Rosie, kau tidak ingin bekerja? Bagaimana caramu menghidupi keluargamu jika hanya bermalas malasan dan bertemu temanmu seharian ini?"
"Ya... Entahlah, pertanyaanmu sulit."
"Rosie, aku sedang serius, jika kau terus begini... Lebih baik kau pulang kan saja aku pada ibuku,"
"Ayahnya tidak?" tanya Rosé tanpa membuka matanya.
"Aku anak yatim."
"Sepertinya aku akan masuk syurga." celetuk Rosé.
"Bagaimana bisa? Keluarga saja kau telantarkan, masuk syurga bagaimana ceritanya?"
Rosé bengubah posisi tidurnya jadi terlentang menatap langit-langit "katanya menyantuni dan mengasihi anak yatim itu seperti pahala disetiap helaian rambut yang kuelus."
"Ohh jadi karena itu kau sering mengelus rambutku?" tanya Jennie berkacak pinggang.
"Kurang lebih."
Jennie menghela nafasnya, kemudian ikut berbaring di sofa, menindih tubuh jangkung Rosé.
"Rosie... Kapan kau bisa serius?"
"Aku selalu serius. Jika tidak serius mungkin kita tidak pernah menikah."
"Harusnya judul cerita ini Pasutri gaje bukan Utopia." lirih Jennie.
Rosé bangkit "ingin jalan-jalan?" tawarnya.
"Rosie, aku serius, jangan hambur hambur kan uang. Lebih baik kau tabung untuk kita pulang ke Korea."
"Lalu bercerai? Kau fikir bercerai tidak pakai uang?"
Jennie terdiam. Rosé menariknya ke kamar.
"Rosie, please lah, mengerti aku sebentar saja."
"Ah cerewet. Baiklah baiklah, aku akn membawamu ke Korea lalu melepaskanmu!"
Jennie menatap Rosé tidak percaya "benarkah?"
Rosé mengangguk "dengan satu syarat."
"Apa?"
"Berikan hak ku. Setelah itu kau bebas akan pergi kemana yang kau mau."
Jennie tersentar, syarat macam apa itu, mungkin Rosé bercanda? Tapi wajahnya penuh keseriusan.
"Y-Yak, jangan bercanda. Aku hanya akan memberinya pada suamiku nanti." Jennie memalingkan wajahnya yang memerah.
"Ohh? Aku bukan suamimu?"
"Maksudku suami yang aku cintai."
"Oleh karena itu belajarlah mencintaiku."
Karena Jennie tak kunjung menjawab "Ya sudah biar kau disini saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia
FanfictionI Find Utopia in to you. "Nikahi aku. Tak apa kau tidak mencintaiku. Anggap saja demi kemanusiaan." gadis itu berjongkok membuat dia bingung pasalnya mereka sedang di tempat umum. Akhirnya dia ikut berjongkok "baiklah. Aku akan menikahimu, Jennie...