14. 4 Ma Wifey

1.1K 200 7
                                    

Sepasang mata terbuka saat sinar mentari menyorot kedalam kamar, kehangatan sang surya begitu terasa apalagi diperutnya melingkar sepasang tangan.

Sepasang tangan? Dengan cepat dia berbalik dan terlihatlah sang Hubby yang sedang memberikan senyuman terbaiknya "Good morning Ma Wifey."

Jennie mengernyit, kenapa Rosé tiba-tiba mau bangun sepagi ini? Sebelumnya dia tidak begini, bahkan dibangunkan saja susahnya seperti mencari jodoh.

"Kau sudah bangun?"

"Of course. Kau lihat aku sudah membuka mata. Morning Kiss?"

Mwah

Kecupan manis Rosé berikan pada istri tercintanya, dia memeluk Jennie sekejap sebelum dia menyibakkan selimut dan pergi mandi.

Jennie terdiam sejenak, dia kenapa? Perasaan semalam mereka biasa-biasa saja. Dan dia menyadari sekitar sudah berantakan seperti kapal pecah.

"Pertarungan yang melelahkan." gumamnya.

Iya, semalam Rosé dan Jennie Benar-benar bertarung, segala macam benda ditempat itu terlempar saat Jennie kesal pada Rosé yang terus melarikan diri menjadi saksi bisu dari kemarahan kucing garong dan Tupai Aussie ini. Namun anehnya setelah perkelahian itu mereka berakhir berpelukan diatas ranjang yang sama.

Dia memunguti beberapa baju dan bantal yang berserakan lalu kembali membersihkannya seperti semula. Rosé keluar dari kamar dengan handuk di lehernya.

"Wife,"

"Hmm?"

"Come here,"

Jennie menurut, dia mendekati Rosé yang sedang duduk di meja rias "Apa?"

"Tolong keringkan rambutku."

"Astaga, begini saja minta tolong." Jennie menggerutu, tapi dia tetap melakukan apa yang Rosé minta.

Si jangkung mengulum senyumnya, dia menatap pantulan Jennie di cermin. Belum mandi, belum cuci muka, dan belum gosok gigi. Tapi dimata Rosé dia sangat lucu apalagi dia mengembungkan pipinya karena kesal.

"Pagi-pagi kau sudah rapi, ingin kemana?" tanya Jennie.

"Aku ada urusan sebentar. Nanti sore aku pulang, makan siang sendiri tidak apa kan?"

Jennie mengangguk "baiklah, tidak masalah. Memangnya kau mau apa?"

"Mengurus kartu keluarga dan lain lain."

"Ohh okay."

Rosé mendongkak mencoba untuk menatap wajah sang istri. "Ingin aku bawakan apa?"

"Apa saja. Asal kau cepat pulang."

Rosé mengulum senyumnya, dia mengangguk "baiklah."

Setelah selesai, Jennie pergi ke dapur untuk membuatkan Rosé sarapan. Karena Rosé selalu merengek minta Nasi goreng Kimchi, akhirnya Jennie membuatkannya roti isi untuk sarapan.

Bukannya tidak mau, hanya saja dia belum membuat Kimchi untuk memenuhi permintaan sang Hubby.

"Kau hati hati Dirumah, jangan terlalu lelah, kalau ada apa-apa telfon aku, dan ingat... Jangan memasukkan sembarang orang ke rumah."

"Ayay kapten." Rosé memberikan senyumannya, tangannya terangkat mengusap rambut sang istri.

Setelah selesai dengan acara sarapan pagi nya, Rosé memakai sepatunya lalu berpamitan pada Jennie.

"Aku pergi ya?"

Jennie mengangguk, dia menutup mata saat Rosé mencium keningnya lama.

Setelah keluar kontrakan, dia menuruni tangga lalu menelfon Chaeyoung. Jadi kontrakan Rosé itu di rumah susun gitu dah dah dah.

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang