~Kediaman Keluarga Kim~
Dam-Hi sudah bersiap, 3 buah kue manis sudah disiapkannya tentu saja didalamnya terisi bubuk obat bius yang bisa membuat siapa saja yang memakannya akan tertidur sementara.
Gadis itu mengangkat nampan berisi kue manis tersebut dan menatapnya "Han Joon-ah—maafkan aku," gumamnya kemudian.
Gadis itu kemudian melangkah keluar dari dapur menuju kedepan ruangan utama kediamannya tempat Han Joon berada. Di lihatnya pemuda itu tengah berdiri mengamati dengan seksama, tak tega sebenarnya Dam-Hi melakukan hal tersebut pada Han Joon namun ia terpaksa melakukannya demi memuluskan rencananya.
"Maafkan aku," gumamnya sekali lagi.
Ia kemudian melangkah mendekati Han Joon.
"Ogg—Han-Joon-ah!—" sapanya.
Pemuda itu menoleh kemudian membungkuk memberi salam "Agassi."
Dam-Hi kemudian melihat kesekeliling "Ayahku belum kembali?" tanyanya basa-basi.
"Tuan Besar belum kembali dari Istana, apa anda membutuhkan sesuatu?!"
Dam-Hi tersenyum "Han Joon-ah, aku tadi membuat beberapa kue manis dan rencananya aku akan memberikannya pada ayahku tapi—" Dam-Hi memasang wajah sedih "—Aku tidak tahu apakah kue ini enak atau tidak? Aku mencari Jan-Di untuk mencobanya namun sepertinya dia sedang pergi bersama kakakku jadi—maukah kau mencobanya untukku?" Dam-Hi menyodorkan kue tersebut.
Han Joon menatap kue tersebut "Saya tidak berani, Nona."
Wajah Dam-Hi cemberut mendengar jawaban Han Joon "Haaah—" ia menghela nafas "—Aku takut ayahku akan kecewa jika kue yang kubuat tidak enak, aku akan segera menikah dan tidak pernah membuat makanan apapun untuk ayahku, aku hanya ingin berterima kasih dengan menyediakan makanan enak buatanku, tapi—" Dam-Hi memandang melas kearah Han Joon, Haaah—kemudian menghela nafas.
"Agasii—" panggil Han Joon membuat gadis itu urung berbalik "—Saya akan mencobanya."
Dam-Hi tersenyum kemudian menyerahkan sebuah kue manis untuk Han Joon, Han Joon memandang kue tersebut dan tanpa Dam-Hi sadari pemuda itu tersenyum tipis kemudian melahap kue tersebut tanpa tahu bahwa Dam-Hi telah memberikan obat kedalamnya.
"Bagaimana?" tanya Dam-Hi.
Mata Han Joon berkaca-kaca, ia senang karena ini pertama kalinya ia memakan kue buatan Dam-Hi "Emm—Enak," jawabnya.
"Benarkah? Ini—makan satu lagi, aku akan memberikan sisanya pada ayahku!" Dam-Hi menyodorkan sepotong lagi dan Han Joon langsung melahapnya.
Dam-Hi terlihat menaiki anak tangga menuju ruangan utama ketika di dengarnya suara GEDEBUK! Yang keras, di tolehkannya kepalanya dan dilihatnya Han Joon sudah tumbang. Gadis itu meletakkan nampannya begitu saja kemudian menghampiri Han Joon.
"Han Joon-ah—" Dam-Hi memanggil-manggil Han Joon memastikan pemuda itu sudah pingsan "— Han Joon-ah—" ia mengoyang-goyang tubuh Han Joon untuk lebih memastikan "—Maafkan aku, Han Joon-ah!" gumamnya seraya menyelimuti tubuh Han Joon dengan Jang-ot miliknya.
Gadis itu kemudian melesat pergi untuk melaksanakan rencananya membunuh Pangeran Soryung. Haaah—jahat sekali Dam-Hi pada Han Joon—pemuda itu sudah terharu mendapatkan kue dari Dam-Hi dan ternyata malah di manfaatkan.
Marahlah Han Joooooonnnnnn!!!!!! Marahlah pada Dam-Hi!!!!!!
*****
Dam-Hi Sudah mencari tahu tentang Pangeran Soryung—pemuda itu biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya di gibang dan jarang sekali pulang kerumahnya maka dari itu Dam-Hi langsung menuju ke gibang yang biasa di sambangi oleh Pangeran Soryung.
KAMU SEDANG MEMBACA
As a Flower Bloom and Fall (LANJUT KARYA KARSA)
Ficción históricamenjadi puncak Rantai makanan bukanlah sesuatu yang mudah, Keluarga Kim memanjat kekuasaan tersebut dengan mengorbankan banyak nyawa sebagai pijakannya dan Mendiang Selir Agung tak luput dari pengorbanan tersebut bahkan menjauhkan putra-nya, Pangera...