Malam harinya di Gibang.
Myung terlihat melayani beberapa tamu dan menuangkan minuman untuk mereka. Namun ekspresi wajahnya terlihat datar bahkan ketika para bangsawan tua mata keranjang itu mulai menciumi wajahnya.
Wanita itu kemudian berdiri "Akan saya ambilkan minuman lagi!" ia kemudian pergi begitu saja membuat teman-temannya kebinggungan dan beberapa bangsawan mulai protes namun coba di tenangkan oleh temannya.
Myung menutup pintu ruangan tersebut dan berjalan dengan kesal, ia masih kesal dengan perlakuan Lee Gak yang terkesan menyinggungnya. Tiba-tiba di lihatnya tuan muda Yoon melintas dengan beberapa rekannya.
Myung segera berjalan kearah ruangan tempat tuan muda Yoon berada, ia sepertinya punya rencana. Ia segera mengambil nampan yang berisi beberapa arak di tangan pelayan dan megantarkannya ke ruangan tuan muda Yoon berada.
"Ogg—Myung-ah... kukira kau sibuk," sambut Yoon ramah.
"Saya akan selalu meluangkan waktu untuk anda—tuan muda Yoon," Myung meletakkan minuman tersebut dan duduk disamping Yoon.
Myung meraih sebuah arak dan menuangkannya kedalam cawan Yoon "Tuan muda apa anda sudah bertemu dengan Pangeran?" Myung mulai membuka pembicaraan.
"Aku sudah bertemu dengannya ketika kembali dari negeri sebrang, apa ada yang terjadi?" tanya Yoon kemudian meneguk minumannya.
"Apa anda tidak merasa aneh pada sikap Pangeran?" Myung mulai memancing Yoon, wanita itu kemudian meletakkan sebuah kudapan manis kedalam mangkuk Yoon.
"Apa maksudmu? Apa ada yang aneh?"
"Itu... sepertinya Pangeran mulai goyah, dia mulai menyukai gadis yang kita jadikan umpan. Bukankah itu buruk untuk rencana kita tuan?"
Yoon kemudian menatap kearah Myung sejenak kemudian tertawa membuat beberapa rekannya menoleh heran pada pemuda tersebut.
"Apa kau bicarakan? Apa kau sedang mengadukan perbuatan Lee Gak padaku? Kau cemburu dengan istrinya??"
"Tuan bukan begitu saya—"
"Myung-ah... itu bukan urusanku, dia sudah besar dan bisa mengurus urusan pribadinya sendiri, dengar—" Yoon mulai terdengar serius sekarang "—tidak masalah bagiku apa yang akan dilakukannya dengan nona Kim itu, dia bisa memilikinya bahkan membuangnya itu bukan urusanku bagiku—selama posisinya bisa membantu bisnis perdaganganku dari negeri seberang dan membawa beberapa opium dan obat lainnya masuk kedalam Joseon itu sudah cukup bagiku."
Kini Myung terdiam, ia berniat untuk mengadu malah di ceramahi oleh Yoon kini.
"Dan lagi—" Yoon melanjutkan ucapannya "—Apa yang kau harapkan darinya? Kau berharap dia akan mencintaimu? Myung-ah... apa kau lupa dimana posisimu??! Kau bercanda?? Heeeh!!!"
Kekesalan Myung kini memuncak, ia seperti benar-benar direndahkan kini. Ia merasa habis manis sepah dibuang oleh mereka yang telah dibantu dengan mempertaruhkan nyawanya. Wanita itu merasa bahwa ia adalah gadis yang penting bagi Lee Gak karena ia adalah perantara (mata dan telinga) Lee Gak di gibang yang mendengar dan melihat rumor yang berkembang di luar. Namun sepertinya halu-nya sudah ketinggian dan ketika ia menjejakkan kakinya di bumi kembali ia harus menerima kenyataan yang pahit.
Myung mengenggam botol arak dengan erat di tangannya, ia benar-benar geram kini. Ia merasa pengorbanannya sia-sia dan tak menerima balasan yang tepat.
****
![](https://img.wattpad.com/cover/299514018-288-k96485.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
As a Flower Bloom and Fall (LANJUT KARYA KARSA)
Fiksi Sejarahmenjadi puncak Rantai makanan bukanlah sesuatu yang mudah, Keluarga Kim memanjat kekuasaan tersebut dengan mengorbankan banyak nyawa sebagai pijakannya dan Mendiang Selir Agung tak luput dari pengorbanan tersebut bahkan menjauhkan putra-nya, Pangera...