Fee menggerutu kesal, beberapa kali ia mencoba menelepon orang-orang dirumah untuk menjemput. Tapi sejak tadi, tidak ada yang mengangkat panggilan nya. Dan dari arah belakang, Pram yang masih menggendong En, datang menghampiri Fee. Raut wajah Fee berubah tenang, menutupi kegusarannya.
"Ini punya kamu." Ucap Pram seraya mengangsurkan beberapa paper bag kehadapan Fee. Perempuan itu lalu menerima dengan raut penasaran, mengapa masih ada barang yang tertinggal, fee kira ia sudah merapikan semua bawannya.
Fee melongok tak percaya, saat sudah mengintip isi paper bag , barang-barang yang tak jadi ia beli untuk oleh-oleh. "Ini kan... Lo yang beli ini semua?." Tanya Fee , sudah tau tapi tidak enak saja kalau tak berbasa-basi.
"Itu oleh-oleh yang kemarin kamu pilih, aku cuma bantu bawa saja dari Bali sampai sini."jawaban Pram lembut, bagaimana tidak perempuan-perempuan yang dekat dengannya, akan tergoda, bila Pram se manis ini.
"Terimakasih" kata fee, lalu melirik ponselnya yang masih sepi, tidak ada balasan chat dari Friska, maupun mama. Alamat sepertinya ia harus mencari Taxi saja.
"Kamu pulang sama siapa?, Mau bareng, biar sekalian kami antar." Tawar Pram berbaik hati membantu Mantan istrinya itu. Tentu saja Fee menolak Mentah-mentah ajakan Pram, ia berkilah .
"Gue nunggu teman gue sebentar lagi datang, kalau lo mau pulang, pulang aja, kasihan En tidurnya pulas gitu, pasti dia capek banget." Entah teman yang mana, Fee hanya ingin beralasan saja, sudah cukup kebersamaan mereka sejak kemarin Di bali. Sampai dijakarta, Fee tidak ingin ada sangkut paut apapun terhadap Pram, kecuali En.
"Teman laki-laki atau perempuan?." Tanya Pram detail, padahal ini bukan urusannya lagi, entah kenapa ingin tau sosok Teman Fee.
Fee memicing curiga, menatap tak nyaman Pram yang Tengah menatap dirinya juga. "kenapa sih?, Temen Gue laki-laki atau perempuan Enggak ada hubungannya sama lo kan!."
Pram terhenyak, seperti tertampar kenyataan, detik kemudian ia mengangguk lemah. Ada tembok pembatas antara keduanya, tidak ada hak lagi Pram mencampuri urusan Fee. Bahkan Bila Fee pergi dengan Kekasihnya pun, bukan sesuatu yang salah, Fee perempuan single, cantik, kaya, bukan masalah untuk mendapatkan Laki-laki mungkin lebih baik dari Pram.
"Kalau gitu aku dan En pulang duluan, Hati-hati dijalan." Pamit Pram, pria itu melangkahkan kakinya yang terasa berat. Berat meninggalkan Fee disini, entahlah Pria itu aneh, disatu sisi hatinya berbunga-bunga bila kembali pada 10 jam kebelakang, tapi disisi lain dia merasa tidak pantas untuk Fee.
Usai Kepergian Pram, Fee dikejutkan oleh Sapaan seseorang di sampingnya "Feeana ?." Ucap Pria itu, Suara lembut nya seketika membuat Fee berbalik badan.
"Bang satria , kok disini?." Tanya Fee tersenyum cerah kearah Pria yang ia Panggil bang itu.
"Harusnya abang yang tanya, kamu kok disini, dan kalau enggak salah abang tadi sempat lihat Pramesta juga."
"Iya, dia sama Anaknya."
Satria menggangguk-angguk paham, lalu menawarkan bantuan untuk mengantar Fee pulang , Dasar memang Rejeki nomplok, Fee pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
satria pun membantu Fee membawa barang-barang nya ke mobil, padahal ia sudah menolak dengan halus. Tidak enak jika ada gosip miring setelah ini, maklum bang satria ini mantan publik figur, belum lagi dia sudah beristri. Walaupun sebenarnya dia sangat dekat sekali dengan Kak Iren . Satria dan iren adalah orang yang sangat baik, saat ia terpuruk merindukan En, orang-orang inilah yang berdiri dibelakangnya.
Masih ditempat yang sama, ada Pram yang terpaku menatap Adegan manis itu, dari balik mobil, rautnya berubah datar. Seperti yang ia pikirkan, teman yang dimaksud fee, adalah lelaki itu. Sampai Fee dan satria sudah berlalu, Pram belum juga mau beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Again [Tamat]
FanfictionFeeana membenci pernikahan, semenjak lelaki yang ia cintai mengobrak-abrik kebahagiaan pernikahan mereka. Lelaki itu adalah mantan suaminya , Pramesta . pria yang sama sekali tidak ingin ia temui lagi. Namun disisi lain ada Endraw ,anak semata waya...