Pagi-pagi sekali, Fee sudah berangkat kerja, tidak lagi sarapan bersama seperti kemarin-kemarin. Menghindar, Ya Fee tidak ingin timbul pertengkaran- pertengkaran baru dengan Mama, meskipun begitu ia tetap menyapa Mama ririn, walaupun hanya bisu yang dia terima. Fee jadi Rindu cerewetnya mama, tawa menawan mama. Mau bagaimana pun, hidup itu berputar di porosnya masing-masing, Feeana tidak bisa mengatur perasaan itu, harus jatuh pada siapa.Untuk menghilangkan sedihnya, Fee terus-menerus menyibukkan diri pada pekerjaan.
Dan ia akan pulang kerumah lewat tengah malah, saat semua orang sudah terlelap bersama bunga tidur mereka, demi tidak bertatap wajah dengan mama ririn. Kalau boleh jujur karena masalah ini, keyakinan Fee yang semula menjulang tinggi, sedikit-sedikit goyah, ia mulai egois ingin mama seperti dulu, juga pram dan En bersamanya.Fee menghembuskan nafasnya kasar, melihat berkas-berkas proyek yang menggunung. Ia lirik jam dinding, sudah menunjukkan pukul Empat sore, kopi yang ia pesan sudah tandas, harusnya pulang kerumah jadi alternatif.
"Fee.." seseorang masuk keruangan besar itu, mengganggu Feeana yang tengah menyandarkan tubuh di kursi kerjanya, sembari memejamkan mata.
"Hmm.." gumam Fee pelan, membuka mata, dan mendapati Salsa, berdiri tak jauh dari tempatnya berada, dengan wajah memerah , hendak marah. Fee sendiri pasrah, rupanya kabar itu sudah sampai ditelinga gadis blonde ini.
"Gila ya lo, balikan lagi sama itu orang." Gerutu salsa bersungut-sungut, menghujani Fee dengan pukulan kecil di pundak wanita itu.
"Fee lo kenapa sih?, he's Pramesta Feeana, orang yang menghancurkan hati lo, orang yang bikin lo hampir bunuh diri, lo pikir dia baik ke lo karena apa?, Karena dia mau manfaatin lo lagi, please fee be smart."
Fee mengulas senyum kecil "lo disuruh mama?."
"Gue sama mama kayak gini karena sayang banget sama lo, kita Enggak mau lo terjebak di tempat yang sama Fee, selingkuh bukan hal remeh, pikirkan ini matang-matang Fee, sebelum lo menyesal kemudian."ujar Salsa penuh harap, agar sahabat satu-satunya ini bisa menimang lagi keputusannya.
Kembali pada orang yang sama, Fee juga tidak menyangka ini. Pramesta, orang yang amat dia benci. Tapi kini, seberapa usaha orang-orang menghina Pram, hatinya terisak lara. Ini kah Cinta?, Fee mencintai Pram?!.
Feeana bangkit dari tempatnya, menatap teduh manik Salsa yang penuh intimidasi. Tidak ada yang menyalahkan Salsa dan Mama, keduanya punya Persepsi.
"Gue ada meeting diluar, Lo mau ikut, atau nungguin gue disini?."
Salsa melirik kesal , lalu ikut bangkit "Enggak perlu, gue pulang!."
"Hati-hati di jalan."
Mood Fee dibuat jelek, setelah kedatangan salsa. Hanya pekerjaan yang kini seolah-olah menonton fee, tidak ada Feeana si ceria lagi akhir-akhir ini beban pikiran juga pekerjaan, merenggut seluruh Dunia Fee. Kadang-kadang ia merasa bersalah, saat harus tertawa palsu didepan pram dan en.
Dua kali suara ketukan Pintu membuyarkan lamunan Fee, beserta sosok tinggi yang muncul membawa senyum manisnya. Fee ikut tersenyum kecil.
"Hai.."
"Hmm.. tumben kesini?."
"Pengen ngajakin kamu dinner bareng." Balas Pramesta, laki-laki itu memeluk Fee, seperti tau bahwa calon istrinya tengah menumpuk gundah.
Fee tidak berkata-kata, selalu nyaman saat Pram memeluknya begini."Ann, kalau ada yang bikin kamu enggak nyaman, kamu bisa curhat ke aku, jangan dipendam sendiri. " Ucapan Pram seperti isyarat, Pram paling tahu Feeana tidak suka mengungkitnya dengan siapapun, mungkin karena terbiasa memendam, Fee jadi pribadi yang sangat pemikir. Begitu juga saat Feeana menerima kembali Pram, penuh pikiran panjang untuk membalas YES.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Again [Tamat]
FanfictionFeeana membenci pernikahan, semenjak lelaki yang ia cintai mengobrak-abrik kebahagiaan pernikahan mereka. Lelaki itu adalah mantan suaminya , Pramesta . pria yang sama sekali tidak ingin ia temui lagi. Namun disisi lain ada Endraw ,anak semata waya...