penyesalan dalam hidup dapat dijadikan sebagai pelampiasan jeritan hati ketika di dalam hidup merasakan penyesalan akibat kejadian di masa lalu. rasa menyesal bisa muncul ketika kita terlambat menyadari bahwa kita salah melangkah, keliru dalam membuat keputusan, atau menyia-nyiakan kesempatan.
Menyesal atas suatu kejadian di masa lalu wajar dirasakan, namun hal tersebut tak baik jika terjadi berlarut-larut dan kamu terus meratapi kesalahan tersebut.
Hal itu karena sebaik-baiknya orang, bukanlah orang yang tidak pernah membuat kesalahan, melainkan orang terbaik adalah orang yang pernah berbuat salah, kemudian dia sadar dan memperbaikinya.
Begitu kira-kira bentuk artikel yang sempat Pram Baca. Aduh pram ini kelihatannya bukan hanya menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan emas , tapi ia juga menyesal baru sekarang tersadar ternyata Fee adalah perempuan luar biasa, yang langka di zaman moderat ini. Jadi kalau dia baru mengakui Keanggunan Fee, sepertinya sudah terlambat jauh.
Pram mungkin juga salah satu Contoh manusia tidak tahu diri di dunia. Bisa-bisanya ia tertarik kembali dengan Fee. Walaupun ia sudah mencoba tetap Sadar diri, Pram tetap lelaki biasa, yang tidak bisa mengatur gelombang perasaan dihatinya. Masih pantaskah begini? , Padahal Lisa juga tidak jelek-jelek amat, benar-benar Pram tidak mengerti , bingung.
Sampai dirumah, Pram masih diam terpaku, memorinya kalut oleh Fee, inikah Karma?, Tuhan menghukum dengan rasa kebingungan. Pram menyandarkan kepalanya di sofa, manik coklat itu memandang lurus kedepan, sedangkan otak kiri merekam kembali kenangan indah dengan fee, kadang-kadang ia terusik juga oleh perhatian Lisa, walaupun jujur terasa berbeda. Tidak sama saat Fee mencurahkan seluruh hatinya , Fee selalu baik, Pram terus merasa berdosa.
"Pak pram.." Suara Suster En berhasil Membuyarkan acara nostalgia Pram. Lelaki itu bangkit, dan menyadari ada yang tak beres.
"Gimana ini pak, En badannya makin panas, barusan dia kejang-kejang." Papar Suster En, Tak menunggu lama, Pram langsung berlari menuju kamar En di lantai Dua, persis disebelah kamar Utama.
Disana sudah ada pekerja lainnya, yang merawat En, Pram segera menyongsong En kedalam gendongan, "Saya mau bawa En kerumah Sakit, Tolong nanti kirimkan perlengkapan En, Dan jaga rumah selama saya gak ada." Perintah Pram, lalu pria itu segera berlalu, membawa En yang terus menyebut Nama Fee.
Sepanjang perjalanan Endraw tak henti-hentinya menggumam , Nama Fee bahkan tak pernah putus ia sebut. Pria kecil itu memang jarang sekali sakit, apalagi sampai separah ini.
En sudah ditangani didalam, Pram menunggu diluar, sambil berusaha menghubungi Fee."mama..." Racau En dengan suaranya yanng makin melemah, Kasihan En sepertinya dia benar-benar merindukan Fee.
lisa mengelus kepala En dengan pelan, Berharap menenangkan bocah Tiga tahun itu, sejak tadi En terus bergerak gelisah , sehingga menyulitkan suster untuk menangani En "Iya sayang ini miss lisa, miss pasang infus dulu ya ke tangan en."
"Mama..." Racaunya lagi, terus begitu berulang-ulang. Lisa jadi khawatir melihat Kondisi En, ia pun segera memanggil Pram, selaku wali En.
"Mas gimana ini, en dari tadi enggak bisa diem, aku enggak bisa pasang jarum infus kalau dia berontak begini." Keluh Lisa, lisa kembali menjelaskan mengenai Analisisnya Bahwa saat ini En Mengalami gejala Demam Kejang , Yakni Demam Tinggi Yang sekaligus menimbulkan kejang tubuh.
"ada alternatif lain?."
Lisa mengangguk " Aku bisa kasih dia Diazepam dosis Rendah, tapi dengan persetujuan mas, sebagai walinya."saat ini tidak ada jalan lain, kondisi En akan semakin parah, bila tidak ditangani Dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Again [Tamat]
FanfictionFeeana membenci pernikahan, semenjak lelaki yang ia cintai mengobrak-abrik kebahagiaan pernikahan mereka. Lelaki itu adalah mantan suaminya , Pramesta . pria yang sama sekali tidak ingin ia temui lagi. Namun disisi lain ada Endraw ,anak semata waya...