"Hanya dalam penderitaan perpisahan kita melihat kedalaman cinta." - George Eliot
18+🚫
Pria dengan kemeja putih itu berdiri ditepi pantai seorang diri, meramu sesal yang tidak bisa ia kembalikan. Jarinya dengan kuat meremat sisi kepala, saat hantaman gelombang kesakitan menerka sudut hatinya. Kemanakah arah ini, pulang atau tetap berdiri bertemu patah hati paling serius di dalam bangunan sana. Belum sempat ia berlari , sebuah pesan datang tanpa terduga. Lelaki itu membuka ponselnya , Dari Anna.
Harusnya Pram bahagia membaca rentetan pesan dari Fee, ini kan yang dia mau. Tapi penolakan perempuan itu, membuat pram kembali memikirkan keinginannya untuk kembali bersama , barangkali Mereka memang bukan jodoh. Oh tuhan, Pram merasa lunglai, tidak berselera dalam hal apapun. Namun notifikasi pesan dari ponsel mahal itu, Mengacaukan sensor tubuh Pram. Pria itu buru-buru pergi, menjemput masa depan.
Pram benar-benar berlari kencang menuju bungalow, tungkainya gemetar, memendam khawatir terhadap Fee, sampai didepan kamar utama, pram menggedor pintu jati itu, sesekali berteriak meminta seseorang didalam sana membuka kuncinya.
"Ann.. buka pintunya ini aku." Teriak Pram supaya Fee bisa mendengarnya dengan jelas, tak lama kemudian, pintu kamar tersebut terbuka, menampakkan remang bayang fee, yang tengah meringkuk ketakutan, pram merengkuh masuk tubuh mungil fee dalam pelukannya.
"Enggak papa Ann, ada aku disini." Tutur lelaki itu menentramkan, Fee meringsek masuk membalas pelukan Pram.
"Pram.."
"Mana Hewan yang kamu bilang tadi, bisa-bisanya Mereka teledor hampir bikin kamu kenapa-kenapa."pram bangkit menyalakan sakelar , lalu mulai mencari penyebab Fee harus ketakutan begini.
Namun lain Pram, lain Fee perempuan itu tiba-tiba menekuk wajahnya kesal, sedikit lagi Ia membuat pram meleleh seperti lilin , tapi nyatanya lelaki titan di sebrang sana sibuk mengecek keadaan kamar, yang nyatanya hanya rekayasa semata, agara Fee bisa bicara empat mata dengan Pram. Misi failed!.
"Pram, aku mau ngomong sesuatu."
"Ngomong aja, aku dengerin." Suara pram membelakangi Fee .
Fee hampir melayangkan bogem mentah dikepala Pramesta, tapi ia justru memilih memeluk tubuh Pram dari belakang, sontak Yang dipeluk hilang kata-kata. Fee tersenyum manis si balik punggung lebar pram, dasar Laki-laki baru dipeluk begini saja sudah mati kutu. Setidaknya pram menikmati momen mereka, meski sama-sama hanyut dengan perasaan masing-masing. Saat pram hendak melepaskan tangan Fee yang melingkar ketat, Feeana semakin mengungkung tubuh Pram, akhirnya ia mengalah, mengikuti alur , kemana perempuan ini akan membawanya berlabuh .
Masih dalam posisi semula, Fee yang pertama bersuara, setelah aksi saling hening kedua nya.
"Pram, aku tau kamu pasti pengen nyerah lagi, but I'm not Pramesta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Again [Tamat]
FanfictionFeeana membenci pernikahan, semenjak lelaki yang ia cintai mengobrak-abrik kebahagiaan pernikahan mereka. Lelaki itu adalah mantan suaminya , Pramesta . pria yang sama sekali tidak ingin ia temui lagi. Namun disisi lain ada Endraw ,anak semata waya...