18. sebuah kisah sebelum akhir

1.1K 62 4
                                    


  Satu bulan Berlalu, esok hari adalah puncak resmi kebahagiaan keduanya. Menikah untuk kedua kali dengan orang yang sama. Feeanna tidak bisa menutupi betapa berdebar hatinya, menanti detik demi detik, rasanya gugup padahal ini bukan hal pertama bagi mereka. beda cerita pada Pramesta yang sudah beberapa hari ini uring-uringan sebab tak usai-usai masa pingitan mereka.

  Lelaki itu berantakan, tak karuan menahan rindu pada Feeanna dan Endraw yang jauh dimata. beberapa kali ia nekat menyusul Fee di rumah calon mertuanya, namun justru sampai disini, mama ririn malah mengusir Pram. mau bagaimana lagi, pram hanya bisa melihat wajah Fee dan En lewat layar ponsel saja. Kendati begitu, tak henti-henti pram membujuk Fee bertemu diluar , wah Papa pram sepertinya sudah Bucin akut ya!.

   Siang ini, usai makan siang Pramesta mengunjungi gedung tempat pesta besok diadakan, masih di salah satu hotel kenamaan milik wiguna family. Fee sempat ditawari untuk memilih tempat mewah lain untuk acara besok, tapi dengan tegas perempuan itu menolak. Ia hanya ingin sebuah pernikahan yang sederhana saja, tidak ingin berlebihan, toh mereka sudah pernah melalui tahap itu dulu, yang paling penting kesakralan sebuah pernikahan di dalamnya.

  Akhirnya di putuskan, untuk private wedding saja, hanya Keluarga Wiguna, keluarga darmawan, dan beberapa kenalan mereka yang di undang esok hari. Keputusan ini di ambil, setelah acara lamaran di hotel satu bulan lalu.

   "gimana Pram menurut Lo?." Ujar kenan, salah seorang sahabat lama Pramesta, Sekaligus Direktur dari start dream organizer, yang kali ini turun langsung menangani proyek pernikahan Sahabatnya.

   "Gila keren, Kinerja lo makin nanjak dari tahun ke tahun, gue gak tau deh kalau enggak ada lo sekarang." Puji Pram sedikit berlebihan sih, Sampai-sampai Kenan memutar bola matanya malas.

  "Halah, Peres Lo!." hardik Kenan, yang sudah tau pramesta si bermulut manis ketika ada maunya.

   "Btw  udah ada rencana bakal Honeymoon dimana?." Lelaki berparas tampan itu menatap Wajah serius Pram.

  "Soal itu gue belum ngomong lagi sama bini gue, lo tau lah udah punya anak, banyak yang harus di pikirkan apalagi anak gue, enggak bisa jauh-jauh dari mamanya." pram sempat membahas ini beberapa hari yang lalu, tapi Fee sepertinya masih bimbang, mengingat soal endraw yang tidak mau ditinggal sama sekali. begini lah resiko jika menikah saat sudah memiliki ekor, sementara anak tidak bisa di nomor duakan.

  Kenan mengangguk mahfum, meski tidak pernah merasakan posisi Pramesta. Tapi ia setuju, dewasa ini setelah memiliki anak, membuat pasangan berfikir Dua kali. Selain karena kondisi dunia yang baru pulih dari pandemi, membawa anak-anak dalam konteks Honeymoon, bukan sesuatu yang menyenangkan, justru akan direpotkan oleh beberapa hal.

  "enggak masalah dimana pun tempatnya, yang penting jatah dari istri ngalir terus, hajar sampe kenyang Bro." Kelakar Kenan, menggoda Pramesta. Pria itu tersenyum malu-malu, kalau masalah itu sih Pramesta tidak perlu di ajari ya!. Sudah pandai alamiah, Tinggal Feeanna yang harus menyiapkan diri, serta multi vitamin, agar tidak kelelahan berujung masuk rumah sakit kembali.

  "Sialan lo ken, tau aja isi pikiran gue."

  "Orang-orang anjing kayak kita ini, enggak usah di ingatin lagi soal itu, udah pakar sejati , apalagi Lo!."

  "Sama aja Lo juga lebih brengsek dari gue ken, apa perlu gue bongkar kelakuan lo dulu di belakang Talya."

  Kenan melotot tajam "shutt.. gila lo, kalau karyawan gue denger terus ngadu ke bini gue, mampus gue pram."

  Pram malah tertawa senang, tidak perduli dengan raut panik Kenan. kalau Pram bertahun-tahun memacari Feeanna, kenan ini dulu nya sudah tak terhitung siapa saja yang menjadi kekasihnya, untuk setor kesenangan ranjang, walaupun pada waktu itu dia sudah memiliki tunangan. Tapi tenang saja, itu masalalu, kenan sudah berubah banyak semenjak menikah dengan Talya-istrinya saat ini.

Marry Me Again [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang