15. Delegasi takdir semesta

1K 63 5
                                    


   Sore hari kediaman wiguna, kini kembali sepi. Sanak saudara yang tadi datang berkunjung, sudah pulang ke rumah masing-masing, hanya tinggal Pramesta , Feeanna, dan juga bella di ruang tamu. Sementara En sedang di asuh oleh suster nya di halaman belakang. Juga mama Yuri yang enggan keluar kamar, semenjak kedatangan Pram kemari.

  Pramesta tidak bisa melakukan apa-apa lagi, selain pasrah. Sebab tak terhitung permohonan yang ia panjatkan didepan mama. Welas asih, lenyap disapu gelombang kemarahan mama yang belum juga surut hingga hari ini.

  " Pram.." tegur fee, sejak tadi lelakinya sibuk merenung, hingga tidak mendengarkan seluruh cerita yang bella paparkan. Tentu saja kakak perempuan nya kesal bukan main.

  "Iya udah terserah Lo mau gimana."timpal pram

  "Ih.. apa sih lo Pram , enggak jelas banget!." Kesal Bella, Pram mengusap wajah lelahnya. Terlalu pemikir memang tidak baik. Namun sebagai orang yang membuat semuanya jadi rumit , Pram tentu saja tidak bisa seolah-olah melupakan . Lajunya berat, sementara jalan pintas dari masalah ini , belum bisa ia pecahkan.

"Pram ini hari bahagia gue loh, gue enggak ikhlas kalau sampe berantakan gara-gara Lo."

"Iya kak tenang aja, masalah gedung biar gue yang atur." Sahut Pram masih dengan wajah kusutnya.

"Oke fix ya, lo yang urus, pokoknya gue taunya hari H semuanya berjalan lancar. "

"Hmm.." pembicaraan selesai, Bella pamit kembali ke kamarnya.

  Dua minggu kedepan, rencananya akan diadakan resepsi pernikahan kakak perempuan Pram, sementara ini pernikahan Fee dan pram harus tertunda, sebab masih banyak Pr yang belum terselesaikan. Hubungan mereka masih terganjal restu, terakhir kali bertemu mama ririn, Pram malah membuat riuh keadaan.

  Feeanna mengusap pelan bahu tegap Pram, seperti paham perasaan lelaki itu saat ini. Sorot mata Fee membawa ketenangan untuk Pram, ia tersenyum membalas perlakuan manis perempuan disebelahnya.

"Ann, sorry.." tuturnya pelan, fee mengernyitkan dahinya bertanya-tanya maaf yang terlontar.

"Untuk apa?"

"Pernikahan kita harus tertunda sementara, bahkan sampai saat ini aku belum bisa dapat restu dari mama kamu." Pram mengalihkan wajahnya, tidak ingin Fee melihat seberapa besar putus asa nya kini.

  Namun keliru bila Pram berfikir Fee tengah kecewa terhadapnya, justru sang wanita memandang kagum atas kegigihan Pram kali ini. Fee mendekat, lalu merangkul lengan berotot Pram, segera menyandarkan kepalanya disana.

"Kalau bukan kamu, sekarang mungkin aku enggak bakal ada disini, jangan terlalu di pikirin ya Pram, let it flow biar semuanya ngalir, aku yakin mama ku , atau mama yuri Enggak akan setega itu bikin kita menderita." Balas Fee, lembut dan menenangkan. Ini lah Feeanna, yang selalu ia sukai, bijak serta mulia hatinya.

Pram mengangguk, sembari bibir nya tersungging penuh senyum bahagia. Tak lupa ia mengecup sayang dahi Feeanna.

"Pram.."

"Iya."

"Aku kok rasanya pengen makan ayam woku deh." entah kenapa ayam woku tiba-tiba terlintas dibenak Fee, padahal baru beberapa jam yang lalu mereka semua menikmati hidangan pempek juga tekwan buatan Tante mala, Fee sudah merasa lapar kembali.

" Maksudnya ayam woku buatan aku kan!." Pram melirik fee dengan cermat, wanita itu mengangguk sembari tersenyum malu.

"Masak gih, aku laper."pintanya, Pram tentu mana bisa menolak perintah sang ratu.

"Enggak pengen makan aku dulu , bibir aku udah siap nih." Goda Pram senyum jahil lelaki itu terbit, begini lah sifat asli Pram, mesum, mesum, dan mesum. Fee memutar bola matanya malas.

Marry Me Again [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang