Chapter 18 : Makanya Jangan Sasimo!

33 4 0
                                    

di dedikasikan untuk marnirex

Kendra menatap Anna dalam diam. Setelah acara lamaran kemarin, dan setelah sebuah kenyataan yang Kendra ketahui, bahwa yang akan di jodohkan dengannya bukan Anna, melainkan Clara, kini cowok blesteran itu tengah uring-uringan tak jelas.

Setelah acara lamaran yang berakhir kacau kemarin, Kendra berusaha untuk berbicara dengan Anna, niatnya ingin minta maaf. Tapi Anna terus mengabaikannya. Segala cara telah Kendra tempuh agar bisa berbicara empat mata, dua hati dengan Anna, namun semuanya tak berhasil. Mulai dari mendatangi apartment Anna setiap hari, mengechat Anna, bahkan ia pernah berusaha membobol apartment Anna, namun gagal dan berakhir di usir oleh satpam.

Tak hilang akal, Kendra memilih sekolah sebagai tempat berjuangnya. Ia terus mendekati Anna, namun Anna pun tak ingin kalah, ia terus menjahui Kendra. Segala macam jenis melarikan diri Ia gunakan, jurus melarikan diri dari kenyataan pun tak lewat.

Setelah jalur sekolah tak berhasil, Kendra mulai putus asa. Ia tak tahu harus jalur apa lagi yang harus ia lakukan untuk membuat Anna ingin berbicara dengannya. Karena acara kemarin juga lah, hubungan Kendra dengan ibunya kembali merenggang. Ia menyalahkan ibunya atas semua yang ia alami saat ini.

Bima, Arkan, dan Gevano saling lirik. Mereka seolah tengah merencanakan sesuatu, lalu tersenyum licik.

"Huftt" Bima menghela nafas.

"Kenapa bestie?" tanya Gevano.

"Lemas bestie, semalam di blok ayang" ledek Bima pada Kendra.

Mereka kompak tertawa, mengundang perhatian orang-orang yang ada di kelas. Kembali, mereka melanjutkan aksi menyindir Kendra.

Bima memegang kepalanya, lalu menggoyang-goyang kannya seperti orang yang sedang pusing.

"Kenapa bestie?" tanya Arkan.

"Pusing bestie, mikirin cara biar ayang mau ngomong lagi"

"Hahaha" kini sekelas ikut tertawa. Pasalnya mereka sudah tau siapa yang tengah di singgung tiga pemuda tampan ini.

Kini Bima membaringkan kepalanya di atas meja.

"Kenapa lagi bestie?" tanya Gevano.

"Mau mati bestie, soalnya kemarin lihat ayang jalan sama cowok lain"

"HAHAHHA"

Kendra berbalik menatap tajam keduanya. "Diem bangsat!"

"Dih, emosi. Makanya jadi cowok jangan sasimo. Kan jadi kena karma" cibir Bima.

"Nah, sakitin sepupu gue lagi. Ngenes kan jadinya!"

"MAMPOS LO!" ucap ketiganya berbarengan.

°•°•°•°

Bel pulang sudah berbunyi beberap menit yang lalu. Kini Kendra tengah berdiri di parkiran. Ia sedang mencoba peruntungannya untuk mengajak Anna pulang bersama.

Dari kejauhan, Kendra melihat Anna tengah berjalan bersama Anya dan Veli. Kendra segera menatap spion motornya untuk memastikan tampilannya saat ini.

"Penampilan gue gimana?" tanyanya.

Arkan meneliti penampilan Kendra seraya mengangguk-angguk. "Bagus, udah mirip monyet"

"Lo kok semenjak temenan sama Bima, sama Gevano, jadi aneh gini sih?"

Arkan mengangkat bahu acuh. "Dari pada temenan sama orang yang suka nyakitin ceweknya sendiri"

KASAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang