Chapter 3: Sebuah Rasa

108 12 2
                                    

Anna berjalan ke arah parkiran berniat pulang bersama dengan Gevano. Sampai di sana, ia berdiri di dekat motor Gevano dan menunggu Gevano yang sedang mengganti bajunya sehabis bermain basket tadi bersama dengan teman temannya. Ia menyalakan handphonenya dan membuka room chatnya dengan Gevano, berniat untuk menanyakan keberadaannya

Gevano💙

Anna
Lo dimana? Gue udah di parkiran

Gevano
Bentar, gue udah otw ni. Gue beresin barang barang gue dulu

Anna
Yaudah, cepetan

Gevano
Iyaaaaa

Anna pun mematikan hp nya dan menaruhnya ke kantung yang berada di roknya. Ia memutuskan untuk duduk di atas motor Gevano sambil menatap orang orang yang berlalu lalang di parkiran. Saat sedang melihat melihat, tiba tiba ia di kejutkan oleh sentakan seorang perempuan. Ia mengalihkan tatapannya ke arah perempuan yang menyentaknya tadi, dan memutar matanya malas saat melihat bahwa perempuan itu adalah Clara, saudara tirinya. Ia menjadi menyesal tidak menerima tawaran Anya dan Velicia untuk pulang bersama tadi

"Heh, maksud lo apa deket deket sama Kendra, hah!?" sentak Clara menatap garang Anna

Ini dia sifat aslinya. Clara memang tak selembut seperti yang sering ia tunjukkan di depan Antoni. Ia sering berkata kasar pada Anna ketika mereka sedang berdua atau hanya ada dia dan Sita. Namun, jangan pikir bahwa Anna seperti anak anak culun di dalam novel, yang akan menerima setiap perlakuan kasar Clara dan Sita. Ia selalu melawan, bahkan membalasnya lebih dari apa yang mereka lakukan pada Anna. Itulah mengapa Clara dan Sita bertambah benci ke pada Anna, karena mereka tak bisa mengintimidasi Anna ataupun menggertak nya

"Heh, kalo orang ngomong itu yah dijawab!" Clara kembali berkata dengan kasar saat Anna tak menjawabnya, jangan kan menjawab, menoleh pun tak Anna lakukan

"Lo ngomong ke gue?" tanya Anna polos

Clara menggeram, merasa di permainkan "Yaiyalah, gue ngomong sama lo! Emang di sini ada siapa lagi hah!?"

"Oh" jawab Anna santai

Mendengar respon Anna, seketika tangan Clara terkepal. Ia lantas melayangkan tangannya--hendak menampar Anna. Namun belum sempat tangannya menyentuh wajah Anna, seseorang terlebih dahulu sudah mencengkram pergelangannya kuat

"Mau apa lo?" tanya Arkan sambil menatap tajam Clara

Yah, orang yang menahan tangan Clara adalah Arkan. Bukan hanya Arkan yang ada di sana, tetapi juga ada Kendra dan Bima di situ. Tadi saat hendak menuju parkiran, mereka melihat Clara yang akan menampar Anna. Lantas saja mereka segera berjalan cepat ke parkiran dan langsung menghentikan Clara

"Mau apa lo" kali ini Kendra yang bertanya. Ia melayangkan tatapan mematikan ke arah Clara yang sudah diam terpaku di tempatnya

"Gue.. gue.." Clara menjawab dengan tersendat sendat

"Lo nggak apa apa Na?" Bima bertanya sambil menatap khawatir ke arah Anna yang terdiam melihat mereka, Kendra dan Arkan juga ikut menatap khawatir Anna

Anna terdiam menatap mereka bertiga. Entah mengapa, perhatian yang mereka berikan kepadanya memberikan sebuah perasaan bahagia dan nyaman di dalam hati Anna. Selain itu, mereka juga membuat Anna teringat akan seseorang, seseorang yang sangat berharga dan sangat di rindukan oleh Anna

KASAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang