Cerita si Bontot

585 66 3
                                    

*
*
*
*

~Gavriel~

Bumi sama Sena emang bontot, tapi gue adalah bontot sesungguhnya. Karena gue cucu terakhir keluarga Maharaja dan gue juga anak satu-satu nya Papi Nathaniel Maharaja dan Mami Tania Nadira.

Gue seneng jadi bontot karena kasih sayang ngalir dari mana-mana. Tapi ada apes nya juga, gak ada yang bisa tanggung jawab soal perusahaan, man. Gue harus handle sendiri. Bang Anta sama Bumi punya Bang Gala, Bang Kavin sama Sena punya Bang Satria yang dengan senang hati nawarin diri. Lah gue? Sebatang kara gak punya sodara serahim.

Tapi gak papa, gue pinter. Otak gue menguasai semua bidang perhitungan. Akuntansi salah satu syarat perkantoran kan? Iya kan? Iyain aja.

Gue suka Bumi.

Eitss.. Tapi bukan suka kayak gitu. Gue masih normal. Gue suka Bumi karena dia orang nya tenang, walupun sekalinya marah kayak Harimau lepas kandang. Dia emang jarang olahraga kayak gue, Bang Anta dan Sena yang lebih suka nge-gym, dia lebih suka olahraga lewat Futsal, Basket ataupun Volly. Tapi tenang, otot nya kebentuk kok, pas lah sama Predikat dia sebagai Presiden Mahasiswa. Selain seni, olahraga dia juga jabanin. Bibit baguslah buat memperbaiki nilai anak di bidang seni sama olahraga.

Dulu gue selalu mengibaratkan gue itu Iron man, dan Bumi Captain America. Gak ada spesial nya sih, tapi bagi gue Bumi itu bagai Captain America yang sedia perisai buat lindungi gue. Bumi adalah orang pertama yang gue cari ketika merasa marah sama keadaan. Dan dia akan dengan mudah memutar otak gue dan menjadikan semuanya baik-baik aja. Tampangnya yang kadang jutek emang bikin gue kesel, tapi dia gitu, moody-an.

Bumi pernah bilang..

"Lo masih dini untuk membiarkan dunia ngambil senyum lo. Ambil hak lo, jangan sampai di rebut."

Sederhana. Tapi gue ngerti itu. Dia gak mau gue selalu berlarut-larut dalam kesedihan entah apapun itu. Di banding dia yang puitis, gue emang prasa. Gampang mewek.

Sekarang juga masih, sih, tapi kan ada Bumi.

Kok? Gue jadi ngebahas Bumi ya?

Gak papa, karena emang hidup gue sebagian besar karena dia. Kalau gak ada rangkulan dia, gue pesimis bisa kelas 12 sekarang.

Ekhemm.. G-gue gak suka strawberry.

*
*
*
*

Untuk info penting terkahir nya, kalian bisa cari kebenarannya di chap berikutnya yuhuu~

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang