Tanpa basa-basi, ayo lanjut ajaa~*
*
*
*
Start!!
**Malam-malam begini enaknya tuh ngumpul bareng keluarga, tapi Bumi enggak. Dia lagi sendirian di rumah. Para abang lagi sibuk ngurusin kerjaan. Tadi Gala sempat pulang untuk memasakkan bubur untuk dirinya, namun kembali lagi ke kantor karena masih ada meeting.
Sena? Entah kemana laki-laki itu. Setelah izin ingin menjemput Nadi, Sena tak lagi menampakkan batang hidungnya di hadapan Bumi. Padahal Bumi tau, Sena sudah pulang.
Dari pada mati karena bosan, Bumi memilih kembali meraih handphone nya yang sempat menganggur. Mendial satu nomor yang sudah lama tak ia hubungi, untung saja nomor yang dihubungi langsung tersambung tanpa menunggu lama.
"Assalamu'alaikum, bu. " salam Bumi, menyapa seseorang di sebrang sana.
"... "
"Alhamdulillah Bumi sehat, ibu gimana? Dirga juga? "
"... "
"Alhamdulillah kalo pada sehat. Lain kali Bumi nyempetin lagi kesana, " kekeh Bumi. Memang sudah lama sekali dia tidak menyambangi tempat itu.
Bumi terhanyut dengan obrolan hangat yang di bawa seseorang yang dia panggil ibu itu, sudah lama tidak berbincang.
Obrolan itu harus terhenti ketika seseorang masuk kedalam kamarnya, memandang Bumi dengan alis terangkat seolah bertanya dengan siapa Bumi berbicara.
"Yaudah bu, Bumi tutup ya. Sehat-sehat, nanti Bumi main kesana. Assalamu'alaikum. " sambungan terputus. Bumi memusatkan pandangannya pada Gavriel yang telah menjatuhkan tubuhnya di samping Bumi.
"Siapa? " tanya Gavriel.
"Ibu panti. " jawab Bumi enteng.
"Ngapain telponan sama ibu panti?" Bumi mengernyit mendengar pertanyaan Gavriel, "emang gak boleh? "
"Maksudnya, lo kok bisa punya nomor ibu panti. " ralat Gavriel.
"Kan gue sering ngadain acara sosial, jadi punya lah. "
Gavriel mengangguk mendengar jawaban sekenanya dari Bumi. Tak peduli, sekarang dirinya sedang dilanda bingung.
"Sena mana? " tanya Bumi sambil membuka novel yang ia pinjam dari Anta.
"Lagi merenungi kesalahan kali, "
"Kenapa lagi? Bukannya tadi dia jemput Nadi? " tanya Bumi heran. Biasanya jika setelah bertemu Nadi, Sena akan cosplay jadi orang gila plus orang terbahagia sedunia.
"Tadi dia ngajak gue nyusul kak Nadi. Sena dapet telpon dari temen nya Kak Nadi, dia bilang kak Nadi tepar di club. " jelas Gavriel, "kak Nadi main lagi ke club, tanpa izin sama Sena. Sena marah dong. Lagian kak Nadi kan udah janji gak bakal main lagi club apalagi bareng teman-teman gak bener nya. "
"Terus? "
"Ya sepanjang jalan nganterin kak Nadi ke rumahnya, Sena gak berenti nyerocos sampe beberapa kali nge bentak kak Nadi. Kak Nadi nangis lah. Lagi tepar bukannya di manja malah di marahin. " Gavriel merubah posisi nya menjadi terlentang menatap langit-langit kamar Bumi. "Inget banget gue Sena ngomong apa ke kak Nadi sampe bikin kak Nadi nangis kejer."
KAMU SEDANG MEMBACA
M A H A R A J A [HIATUS]
Hayran KurguGak ada deskripsi kayak perasaan aku ke dia huhu~ Kata Bumi, jangan terlalu jatuh nanti gak bisa bangun. Jangan terlalu berharap nanti sakit hati. Udah itu aja^^ Cover by; MumunDm Story oleh; Saya sendiri