Chap-16

332 42 5
                                    

Ay em bekk, bestii🐛
*
*
*
*
Start!!
***

Happy Reading!!

***

"Pulang! "

Suara tegas itu mengawali sore Bumi.

"Ayah..., "

"Bumi, pulang. "

Sambungan telepon terputus begitu saja. Bumi mengernyitkan dahinya setelah mendengar permintaan Ayahnya. Setau Bumi, Laskar baru saja kembali dari Semarang, tapi dia langsung meminta Bumi pulang? Meskipun ini masih dalam lingkup suasana lebaran, tapi Ayahnya sudah kembali bekerja bahkan sudah terbang ke kota lain.

Ada apa?

Bumi bangkit dari tidurnya, merapikan tempat tidur lalu bergegas memasuki kamar mandi. Baiklah, dirinya akan menemui sang Ayah. Jika di ingat-ingat Bumi tidak membuat kesalahan, nilai mata kuliahnya pun sempurna, begitulah yang di katakan Anta. Lantas apa yang membuat dirinya di minta pulang?

Masih dengan rambut setengah kering, Bumi menuruni satu persatu undakan tangga. Dia melihat semua saudaranya tengah berkumpul menonton film.

"Bang, Ayah minta kita pulang? " tanya Bumi. Dia menyempatkan menghampiri dua kakaknya untuk sekedar bertanya. Memastikan bahwa hanya dirinya atau kedua kakaknya juga di minta pulang.

Anta menggeleng, begitupun Gala. "Enggak, emang kenapa Mi? "

Jadi benar, hanya dirinya yang di minta pulang?

"Aku di suruh pulang sama Ayah. "

Gala dan Anta sontak menatap Bumi dengan tatapan bertanya, yang tentu saja Bumi juga tidak tau jawaban dari tatapan bertanya itu. "Aku gak tau alasan Ayah nyuruh pulang, aku kira kalian juga di suruh pulang. "

"Ayah ngomong apalagi selain nyuruh kamu pulang? " Gala sedikit mengecilkan volume dari televisi, agar suara Bumi terdengar. Meski suara Bumi terdengar berat, tapi suara adiknya itu terkesan lembut jika sedang bersama keluarga. Saking lembutnya, kadang tidak terdengar.

"Gak ada, " Bumi menggeleng, "Bumi, pulang. Ayah cuma ngomong gitu, telepon nya juga langsung di matiin. "

"Bang, " Bumi beralih pada Anta memegang kedua tangan kakak keduanya itu, "nilai aku benar-benar sempurna kan? Gak ada yang cacat kan? Semester ini aku berhasil lagi kan? " Bumi bertanya secara beruntun. Kedua tangan yang menggenggam tangan Anta itu gemetar.

"Aku takut, " lirih nya.

Nilai adalah kelemahan Bumi. Dia tidak masalah jika di marahi karena tidak mau meneruskan perusahaan setelah Gala atupun Anta. Tapi Bumi tidak pernah terima jika dia di marahi karena nilai.

Laskar memang tidak pernah menuntut anak-anak nya untuk menjadi penerusnya, karena itu sudah di tanggung oleh yang tertua. Tapi jika masalah pendidikan, Laskar begitu ambisius. Dia selalu ingin mendapatkan rasa bangga dari ketiga anaknya. Anak-anak nya harus pintar di bidang akademik, nilainya harus sempurna. Itu alasan di balik Gala yang gila kerja, Anta yang gila pelajaran dan berbagai jenis buku serta Bumi yang begitu berambisi dalam belajar sehingga terkadang dia tidak tidur semalaman hanya untuk belajar.

Di balik sikap tenang nya Bumi, ia begitu tertekan karena harus terus memforsis otaknya dan terus belajar. Dia juga harus terus menjaga kesehatan nya agar tidak mengganggu pendidikan nya. Meskipun pada akhirnya dia kalah.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang