Cerita CEO Resto

421 57 1
                                    

*
*
*
*

~Satria~


Sumpah!

Jadi CEO resto yang cabangnya udah menyebar di seluruh benua bikin gue pusing and linglung. Kadang gue suka lupa kalau gue punya rumah, gustiiii sepusing itu gue.

Gue adek dari produser terkenal yang ketenarannya hampir sebanding sama gue wkwk

Punya saudara kayak Maharaja itu sebuah keberuntungan. Beruntung bisa tahu caranya saling menyanyangi antar keluarga dan beruntung karena di didik dengan baik tentang peduli sesama. Apalagi Bumi, dia paling aktif kalau tentang kegiatan sosial. Dia gak akan segan kasih orang duit seberapa pun itu, ya kalau emang keliatan membutuhkan.

Beda lagi sama adek gue, yang kerjaannya PHP-in anak orang. Tapi dia baik kok, kelewat baik malahan. Makanya, di mana-mana ada Bumi pasti ada Sena. Biar gak dimanfaatin katanya.
Sebaik-baik nya Bumi, dia masih suka jotos orang. Yang meskipun anaknya emang tenang.

Gue jadi CEO bukan karena ngebet atau gila tahta, tapi karena pengen nemenin susahnya bang Gala. Gue pengen ketika bang Gala cerita capeknya ketemu client gue bisa ngerti itu. Jadi, gue berharap setidaknya dia punya seseorang yang nasibnya secapek dia. Tapi kalau di pikir-pikir lagi gue emang sama kayak Bang Gala, ngorbanin mimpi buat tanggung jawab. Mimpi Satria kecil adalah jadi dancer, tapi ya gimana lagi udah gini jalannya.

Rasanya keluarga Maharaja itu beragam. Gak semua orang terpatok dalam satu bidang, kecuali yang memang sudah di tentukan. Bisa di mulai dari Bang Gala, dia masuk Fakultas Ilkom karena dia pengen nyalurin bakat cerewetnya, dan itu berguna sampai dia jadi lulusan terbaik. Konyol emang, tapi itu kenyataan nya. Tapi dibalik itu, Bang Gala emang udah nyiapin ini untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi yaitu jadi CEO. Lanjut ke Anta, dia jadi Dosen karena pengen bagi-bagi ilmu. Pantes sih mau di bagiin, orang ilmu nya banyak, buku dimana-mana. Bumi, dia suka melukis suara dia juga bagus. Maka dari itu dia masuk Fakultas Seni dan belajar tentang seni lain yang awalnya dia gak tahu dan gak bisa kini dia kuasai. Gak salah kalau dia jadi penguasa Seni dan Presiden Mahasiswa. Abang gue, Bang Kavin, dia bisa aja berada di posisi gue. Tapi dia punya mimpi sendiri, dan gue maklumin itu. Biar gue yang tanggung jawab disini. Terus adek gue, Sena, dia masuk Fakultas Hukum karena pengen menegakkan keadilan, katanya. Kalau Papa Abdi Negara, maka Sena Abdi Masyarakat. Yang terakhir, Gavriel, gak ada yang spesifik tapi kayaknya dia suka ngitung. Dia jurusan IPA tapi akuntansi sama antek-antek jurusan IPS dia ngerti. Emang seharusnya gitu sih, karena dia bakal tanggung jawab sendiri, Anak tunggal nih boss.

Penting satu!

Gue gak suka liat Bumi marah, meledak cuy!

*
*
*
*

Satria gak aneh aneh kan ya, dia malah banyak ceritain orang lain dibanding dia sendiri. Tapi tenang, nanti juga bakal kebongkar topengnya dia.

Pinta bang Satria cuma satu katanya, jangan bikin Bumi marah.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang