Chap-2

529 63 1
                                    

*
*
*
*
Start!!
••

~Bumi~

Gue bangun kepagian hari ini, bayangin jam 4 pagi gue bangun. Alasannya karena kebelet boker. Dan tenggorokan gue juga terasa kering, mungkin karena semalaman tadi gue kebanyakan main game online sama senior-senior Fakultas. Sial banget emang, udah kebelet boker terus haus, eh pas mau minum gelas kosong. Terpaksa kan gue harus ngambil ke dapur.

Pas gue injak tangga ketiga di akhir, gue denger suara perabotan dapur. Awalnya gue kira setan, ternyata Bang Gala. Dia lagi masak pake apron kesayangannya, pake piama lagi. Ciri khas Bang Gala emang gitu, harus pake piama kalau tidur. Mau tidur siang kek, tidur sore kek pokoknya harus. Eh, tapi kayaknya gue lagi ngomongin diri sendiri.

"Bang. "

Bang Gala keliatannya kaget, keliatan dari bahu lebarnya.

"Loh, Mi? Udah bangun. "

Gue mengangguk sambil ngangkat gelas kosong di tangan, "haus"

Bang Gala membulat kan bibirnya membentuk huruf 'O' lalu kembali berkutat dengan alat-alat dapurnya. Gak tau lagi masak apa. Gue gak mau bantuin sekarang, palingan juga nanti bantuin cuci piring.

Setelah ngambil air, gue langsung balik badan lagi. "Bang, Bumi bantuin nanti ya pas cuci piring. Sekarang Bumi mau ke kamar lagi. "

Bang Gala ngelirik sekilas, "gak papa, sana kamu balik tidur. Ini biar Abang yang beresin, nanti kamu juga gak perlu cuci piring. Kelas pagi kan? "

Gue ngangguk, bener sih gue punya kelas pagi hari ini. Tapi masa gue gak bantuin sama sekali, jadi beban banget dong gue. "Gak papa, masih sempet kok. "

Bang Gala tetep geleng kepala, "gak ada. Nanti kamu langsung berangkat aja sama Sena. "

"Iya iya, Bumi ngalah. " Pasrah gue dan langsung pergi ke kamar.

***

Bumi selalu percaya pada kepercayaan keluarga. Dan Bumi harap mereka memang dapat di percaya. Meski Bumi tau, berharap lebih pada manusia kadang menyakitkan.

Anta pernah berkata, "Jika Abang adalah tumbuhan, maka Abang pengen jadi Pohon untuk kamu. Pohon dengan banyak akar dan ranting. Akar agar Abang selalu bisa nompang kamu yang lagi limburg, dan ranting untuk lindungin kamu dari sengitnya mentari. Abang pengen jadi tempat kamu bersandar saat kamu lelah, Bumi. "

Jika Anta ingin menjadi pohon untuknya, maka Bumi ingin menjadi pohon untuk ke enam saudara nya. Bumi ingin menjadi pondasi yang menompang mereka ketika rapuh dan menjadi kompas disaat mereka kehilangan arah.

"Kadang gue lelah, tapi gue yakin ada yang lebih dari gue. " gumam Bumi.

Ketika Bumi hilang arah dan tak tau harus apa, dia selalu menyemangati dirinya sendiri dengan kata-kata yang ia rangkai dalam hati. Meyakinkan dirinya bahwa dia akan menemukan jalan baru atau bahkan peta baru. Ketika Bumi gagal dalam seni, Bumi menyemangati dirinya bahwa dia tidak gagal dalam semua hal. Buktinya dia masih bertahan dalam kejamnya permainan dunia. Selama dia belum menyerah, berarti dia masih belum gagal 'kan melawan dunia?
Bumi meremas dadanya kuat, niat diri kembali ke kamar ingin tidur malah overthinking. Jika tahu begini dia lebih baik membantu Gala dan pasti tidak akan mengalami masa overthinking ini.

"Waktu overthinking jam-jam segini kali ya? "

Masa bodo dengan rasa overthinking. Yang terpenting sekarang adalah Bumi sedang terkena badai. Hal-hal yang biasanya tak ada dalam otaknya kini mencuat keluar. Membuat Bumi menggeram kesal. Dia benci situasi dimana dia harus berpikir sedangkan otaknya tak ingin berpikir. Dia benci dimana hati dan pikirannya berjalan beda arah.

"Gila, sekarang yang lagi kerja otak yang mana ya? " Bumi bertanya pada dirinya sendiri. "Yang kanan apa yang kiri? "

Bangkit menjadi Bumi yang kadang punya tampang kecut itu gak mudah. Bumi mengalami banyak hal untuk sampai di masa ini. Dia juga melewatkan banyak hal dulu. Mungkin itu sebabnya terkadang Gala dan Anta membiarkan Bumi bebas. Tapi ingat, hanya terkadang.

Bumi itu bebas, dia tidak suka di kekang. Tapi dia juga tidak suka di anggurkan begitu saja. Bumi selalu memiliki batasan, meskipun dia bebas tapi dia tetap tau diri. Jika terjadi sesuatu padanya, maka keluarga nya yang repot. Terutama saudara-saudaranya.

Bumi hanya tak ingin kembali merepotkan keluarga.

"Gue cuma mau hidup tanpa jadi beban. "

*
*
*
*

Finished!!

See yaa^^


••••
Bagaimana hari ini? Masih sanggup berjuang menghadapi dunia? Jika tidak, beristirahat lah dulu. Cerita mu masih terlalu singkat jika diakhiri dengan keluhan.
~Kata Bumi_-

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang