Chap-15

273 34 1
                                    

Aku datang lagi gasyy👋

Maaf atas keterlambatan nya..

***

Happy Reading!!

*
*
*
*
Start!!
**

Di tengah genting nya waktu, Bumi malah di pertemukan dengan perempuan yang beberapa hari ini selalu meneror nya dengan berbagai pesan atupun panggilan. Sedikit menjengkelkan. Apalagi sekarang mood   nya benar-benar sedang hancur.

Bumi menatap datar perempuan itu, yang tentu saja di balas dengan senyuman ceria. Melihat itu, Bumi berdecih saat mengingat pembahasan di rumah utama.

"Hai" sapanya riang.

Tak ada balasan.

Delta menyamakan langkahnya dengan Bumi, meskipun sedikit sulit karena langkah laki-laki itu terlalu lebar.

"Kemana aja? Udah beberapa hari aku gak liat kamu masuk kuliah. Ada sesuatu kah? " tanyanya dengan beruntun.

"Acara keluarga" jawab Bumi dengan singkat.

Delta menganggukkan kepalanya mengerti. "Tapi kenapa pesan aku gak kamu balas satu pun? "

Sungguh, Bumi sedang tidak ingin ditanya. Bahkan saat ini, mendengar suara pun begitu menjengkelkan baginya. "Lo bisa diem? "

"Nggak, " Delta menggeleng lugu, "jawab dulu, kenapa kamu gak balas pesan aku? " desaknya.

Bumi menghentikan langkahnya, menghadapkan tubuhnya pada Delta. Menatap perempuan itu dengan jengah. "Emang lo siapa? "

Delta terdiam mencerna pertanyaan Bumi, detik berikutnya dia terkekeh polos. "Ya ampun Bumi, masa kamu gak tau aku? Aku Delta. " ujarnya diiringi kekehan, "beberapa hari gak masuk bisa buat kamu amnesia, ya? "

Bumi mengernyit tak suka dengan tanggapan Delta, ia merasa di remehkan."Emang lo siapa, sampai-sampai gue harus balas pesan lo? " Bumi menatap dalam mata lugu itu, mencoba meyakinkan ucapannya. "Lo gak se-spesial itu di hidup gue Delta. " tegas Bumi penuh penekanan.

Setelah itu dia pergi meninggalkan Delta yang masih terdiam di tempatnya. Mencerna perkataan Bumi yang begitu menampar, seakan-akan memintanya untuk sadar diri. Namun, Delta tak semudah itu untuk menyerah.

"Kayaknya dia lagi kecapean deh, makanya kayak gitu." ujarnya menenangkan diri sendiri.

Sedangkan Bumi, dia terus berlari menuju kelasnya. Waktunya semakin terkikis karena bertemu dengan perempuan keras kepala itu. Nafasnya terdengar begitu berantakan, menyesakkan. Pagi ini, Bumi terlalu banyak menghabiskan tenaga.

Pintu ruangan tujuan nya semakin terlihat, dia memelankan langkahnya mencoba mengatur nafas. "dikit lagi. "

Ruangan sudah penuh, sepertinya hanya dirinya dan sang Dosen yang belum masuk ke dalam ruangan ini. Bumi bernafas lega, lalu segera menuju tempat duduknya yang telah di boxing oleh Ares─teman satu fakultas nya.

[Eh, boxing bukan sii? Kalo salah koreksi yaa]

"Untung aja sih, lo nyampe sebelum Abang lo. " Ares membuka pembicaraan.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang