Chap-17

327 32 6
                                    

Say yahooo!
Aku disini mwehehe;)
🌳

*

ada typo tandai

*
*
*
*
Start!!
**

Derap langkah kaki saling bersahutan di sepanjang koridor rumah sakit, raut panik terlihat jelas. Ini adalah pertama kalinya seseorang itu masuk ke area rumah sakit. Yang lebih tua memipin, menghampiri wanita di balik meja resepsionis.

"Ruangan atas nama Bumi? " tanya Gala cepat, bahkan nadanya terdengar tak beraturan.

"Bumi Khatulistiwa Maharaja? " si resepsionis balik bertanya untuk memastikan. Anta mengangguk sebagai jawaban, "ruangan atas nama Bumi Khatulistiwa Maharaja berada di ruang rawat inap nomor 102."

Sena dan Gavriel sudah melesat terlebih dahulu, mencari ruangan bernomor kan 102. Yang tertua mengekor di belakang, bukan tak khawatir. Tapi mereka sedang mencoba mengistirahatkan lutut dan kaki yang terasa begitu kebas.

"Perasaan gue baru umur 20an, tapi udah pegel-pegel. " Satria menumpukan kedua tangannya di atas lutut, sesekali memijat nya. Kepalanya mendongak melihat ketiga saudaranya yang sudah berjalan gontai, tidak lagi berlari. Mungkin mereka juga merasakan apa yang Satria rasakan.

"Tumbenan banget lagi, Bumi masuk rumah sakit. " gumamnya sambil meneruskan langkahnya, menyusul yang lain.

Jika kalian bertanya-tanya dari mana ke-enam saudara itu bisa tau lokasi Bumi, maka jawabannya adalah dari otak pintar Anta. Waktu Laskar menelpon Gala, dan kebetulan saat itu Gala mengaktifkan loudspeaker jadi semuanya langsung tau tanpa harus Gala yang menjelaskan. Saat itu, mereka semua di buat kaget. Tentu saja. Bumi pergi begitu saja dengan keadaan yang bisa di bilang seperti tengah menahan sakit. Semua panik. Apalagi Gavriel.

Kebingungan melanda. Mereka semua menerka-nerka kemana kiranya Bumi pergi.

Bodohnya adalah, mereka ingat Bumi pergi dengan rasa sakit, tapi mereka tidak ingat kemana bisanya orang sakit berlabuh. Dengan otak Anta yang begitu cerah dan semiriwing seperti cahaya lampu, Anta menghidupkan ponselnya dan melacak keberadaan Bumi melalui GPS. Dan gotcha! Mereka berhasil.

Flashback on

"Ayo kita kerumah sakit, " Anta menutup kan bukunya, lalu beranjak.

Dengan polosnya Satria bertanya, "ngapain?"

"Mancing ikan. " jawab Anta setengah kesal. Bukan setengah sih, tapi benar-benar kesal. "Ya kita nyamperin Bumi."

Setelah mengatakan itu, Anta bisa melihat mata-mata itu membola tanda kaget. Jika di sebut kan dengan ngawur, maka Anta akan menyebut semua mata itu seperti akan keluar dari tempurung nya. Mata Kavin dan Sena yang sipit juga terlihat jelas saat melotot, apalagi mata Gavriel dan Satria yang tergolong memiliki mata yang sedikit besar. Gala? Jangan ditanya, justru mata yang Anta khawatirkan akan keluar duluan adalah milik Gala.

"Bumi di rumah sakit? " tanya Gala pada akhirnya mengakhiri masa pelototan dari matanya.

Anta mengangguk, di sambut dengan tatapan bertanya dari saudara-saudaranya.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang