Chap-6

412 45 1
                                    

Aku balik lagi geseuu~

Chap yang ini gak bakal panjang, soalnya se-adanya wkwk

Ada typo mohon di maafkeun🙏

Jangan lupa votment nya mwehee [alay deh]

Ahsudahlahh gasss~





Start!!
••

Keadaan kelas XII-IPA 2 sangatlah gaduh. Guru pelajaran hari ini semua absen, ada yang sakit, ada yang izin ke acara keluarga dan ada juga yang izin menghadiri pernikahan ibu-nya sendiri. Lawak kan?

Gavriel yang dari tadi anteng membaca materi pun sedikit terganggu. Yang awalnya tenang karena merasa teralihkan dari masalah, kini malah semakin ruwet rasanya. Laki-laki itu menghela nafas kasar, "Fi, bisa gak suruh temen lo diem? "

Lutfi Rajendra Jaya, laki-laki yang sudah berteman dengan Gavriel dari awal masuk SMA. Lutfi melirik Gavriel sebentar, lalu beralih pada Gerry, nama lengkapnya Gerry Malik Suryoputra.Mereka bertiga adalah teman se-komplotan, komplotan nongkrong maksudnya.

"Ger! Sini lo, duduk. " Lutfi memanggil Gerry yang sedang konser dadakan diatas meja guru. Laki-laki itu memegang sapu sebagai microphone. "Jangan banyak tingkah dah, si Gavriel udah asem gini wajahnya. "

Gerry menurut, dia membuang begitu saja sapu ijuk yang di pegangnya.

"Gerry! Jangan banting sapu sembarangan, kayak ikut bayar uang kas aja lo! " semprot Jena. FYI, dia bendahara yang terkenal dengan kegalakan-nya.

Gerry menoleh sinis, "dih, mentang-mentang rajin bayar uang kas. Shombwong amattt! "

"Gue gak peduli ya, setan. " sarkas Jena.

"Dih, setan teriak setan! " Gerry sudah duduk di kursinya, tepat di samping Lutfi dan di depan Gavriel. "Ngaca nweng, lo juga setan. "

"Gerry sialan! " pekik Jena.

"Ap─" belum sempat Gerry menyelesaikan perkataannya, teriakan seseorang terlebih dahulu memotong.

"Gavriel Fedbek! "

Itu adalah suara cempreng milik gadis yang menjadi teman sebangku Gavriel. Gadis berambut sebahu itu menatap tajam Gavriel, Gavriel yang di tatap seperti itu hanya mengernyit bingung. Dia merasa tak punya salah, tapi kenapa gadis ini bersikap seperti ini?

"Gavriel Federick" koreksi Gavriel.

"Lo ngapain kemarin?! " tanya Hilmaya.

"Ngapain apaan? " jawab Gavriel bingung.

Hilma mendengus sebal, "lo dipanggil guru Bk karena kemarin lo bikin kaki si Anji patah 'kan? "

Gavriel terlihat mengangguk samar, "cuma patah, gak sampe lumpuh."

Jawaban itu membuat Hilma makin kesal. "Lo ngapain sih, hah? Lo dikasih surat peringatan orang tua juga 'kan karena masalah ini? "

"Iya, " jawab Gavriel santai.

"Ish! " Hilma menendang kursi yang di duduki Gavriel. Jika laki-laki itu mendapatkan surat peringatan orang tua, siapa yang akan datang untuk mewakili? Ia tau, kondisi keluarga Gavriel sedang tidak baik-baik saja. Ditambah, lusa ia diberi tau oleh Gavriel bahwa Mami cowok itu sudah kembali ke Jogja. "Yang mau dateng kesini siapa, Gav? Jangan campur-campur masalah deh, apalagi ini gara-gara gue. " sambung Hilma.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang