Chap-10

357 40 0
                                    


Maaf kemarin saya sempet publish 2 kali, mana chap nya sama pula. Kesel bangettt..

Kalau gak dicek berkali-kali, kayaknya sekarang chap itu masih nyempil deh. Jari saya ada-ada aja emang, pake pencet dua kali. Maafkeun yaa..

Akan ada typo, tapi.....
Semoga sukakk'v

*
*
*
*
Start!!
••

Bumi sudah siap dengan pakaian rapi nya. Meskipun fashion yang dia pakai simple tapi begitu terlihat rapi dan tentu saja menambah kadar pesona seorang Bumi. Hari ini Bumi akan menjemput Delta, menagih cerita. Semoga saja gadis itu sudah membaik, dan sedia menceritakan semuanya pada Bumi.

Bumi menuruni tangga sambil bersiul ringan. Matanya menjelajahi seisi rumah, mencari keberadaan para penghuni. Tapi nihil, Bumi tak menemukan satu batang hidung pun dari ke-enam nya. Bahkan setengah batang hidungnya pun, Bumi tak melihat. Kiranya kemana mereka?

Bumi menuju dapur, ingin mengambil minuman dingin. Namun tatapan jatuh pada sticker note yang tertempel di pintu kulkas, sepertinya tulisan Satria.

'Kita kerumah Eyang. Mau pergi kan? Nanti nyusul ya, jangan kemalaman'

Begitulah isinya. Ternyata mereka sudah berangkat ke rumah utama. Malam ini dan esok adalah jadwal keluarga Maharaja untuk Family time. Tradisi keluarga harmonis. Itu semua keinginan Eyang, katanya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga sebelum di jemput Tuhan.

Bumi melirik jam Rolex-nya, jam 7 ternyata. Berarti dia hanya mempunyai waktu 2 jam untuk menjemput Delta, jalan-jalan bersama Delta, dan mengantarkan Delta pulang. Cukup, Bumi pastikan waktunya cukup. Keluarga adalah prioritas utamanya, jadi sesibuk atau selelah apapun Bumi, jika itu menyangkut Maharaja maka gass aja gan!

Bumi bergegas memasuki mobil, menjalankan nya dengan sedikit liar. Tenang saja, dia akan membawa mobil dengan liar ketika sendiri, nanti jika bersama Delta dia pastikan gadis itu duduk dengan tenang disebelah nya.

Karena apa? Karena Bumi tidak ingin Delta mati muda dan berujung menggentayangi dirinya. Bumi bergidik membayangkan itu.

Menyeramkan─batinnya.

Bumi sampai didepan rumah dengan pagar hitam yang diperkirakan tingginya mencapai 2 meter. Didepan pagar itu sudah berdiri seorang gadis dengan gaya casual nya, menyambut kedatangan Bumi dengan senyum merekah. Tangan gadis itu melambai menyapa Bumi.

Bumi bersyukur dalam hati, setidaknya gadis itu sudah bisa tersenyum tulus lagi.

Bumi menurunkan kaca mobilnya, memandang Delta sekejap. 'Lucu' kata itu yang terbenam dibenak nya. "Ayo,"

Delta mengangguk menanggapi ajakan Bumi, gadis itu masuk masih dengan senyum manisnya. "Selamat malam, " sapanya riang.

Bumi berdehem menjawabnya. "Kemana? "

"Hah? " bingung Delta. Maksud Bumi kemana itu apa?

"Ck, mau jalan kemana? " tanya ulang Bumi.

"Terserah Bumi. "

Bumi berdecak mendengar itu. Apakah perempuan tak punya kata lain selain kata 'terserah'? Itu membingungkan sekaligus menyebalkan. Bilangnya terserah, tapi pas di ajak kesini gak mau, kesana gak mood. Maunya apa sih?

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang