Chap-14

300 34 2
                                    

Holaaa👋👋

Saya disini^^

Alhamdulillah kita masih diberi kesehatan sehingga kita masih bisa menjalankan ibadah puasa sampai hari ke-20 ini.

Semoga semua selalu sehat, saya juga sehat. InshaAllah kalo saya sehat, nge-post juga niat wkwk~

***

Happy Reading!

*
*
*
*
Start!!
***

Setelah sarapan usai, Bumi bergegas bersiap diri. Hari ini kelasnya masuk pagi, dan dosen hari ini adalah Anta─sang Abang tercinta. Bumi tidak boleh telat, agar tetap aman dari wejangan Anta. Bukan tak mau menerima, tapi─ah sudahlah! Kalian tidak akan mengerti.

Mandi, sudah. Berpakaian, sudah. Kini Bumi tengah menyiapkan beberapa tugas kuliah nya. Ketukan pada pintu kamarnya mengalihkan atensi Bumi. Malas beranjak, Bumi memilih membuka pintu secara otomatis dengan remot yang ia pegang.

Muncul sosok remaja berseragam SMA, menyembulkan kepala. Setelah tau keberadaan sang pemilik kamar, bocah itu bergegas masuk. Menghampiri Bumi yang telah kembali berkutat dengan lembaran-lembaran tugas.

"Kelas pagi? " tanyanya basa-basi.

Bumi melirik sekilas, "ada apa? "

Oh ayolah, Bumi tau gelagat Gavriel yang masih menyimpan rasa curiga kepadanya. Jadi sebisa mungkin dia harus bisa meyakinkan Gavriel bahwa semuanya tak patut dicurigai, dengan cara bersikap seolah tak terjadi apapun.

"Gue nanya, lo kelas pagi? " tanya Gavriel sekali lagi.

"Hm, " jawab Bumi.

"Mi" Gavriel menjeda ucapannya, menunggu reaksi Bumi. Ia pikir Bumi akan penasaran dengan ucapannya yang menggantung, namun nyatanya tidak. Laki-laki itu hanya cuek saja.

"Lo rahasiain apa dari gue? " lanjut Gavriel, "gak dari gue deh, dari kita semua. " ralat nya setelah sadar bahwa semua orang di rumah ini tak ada yang tau hal apa yang di sembunyikan oleh Bumi.

Tas Bumi telah siap, dia menyampairkan nya di bahu sebelah kanan lalu memusatkan pandangannya pada Gavriel. "Kalo gue kasih tau, bukan rahasia namanya. "

Gavriel berdecak mendengar jawaban Bumi, "gue serius. "

"Lo liat muka gue cengengesan? " tanya Bumi acuh.

"Ya lo jawab yang bener, jangan nyeleweng! "gertak Gavriel terbawa emosi.

Gavriel bukanlah Bumi. Dia tidak pernah bisa menahan amarah sedikit pun. Sekalinya marah dan kesal maka saat itu juga harus terlampiaskan. Berbeda dengan Bumi yang selalu tenang.

Bumi terkekeh sinis, "emang jawaban gue, salah? "

"Lo seneng ya, nyembunyiin masalah dari keluarga sendiri. Kalo kayak gini terus, lo tuh ibarat gak anggep kita keluarga. " kesal Gavriel. Dia kesal dengan sikap Bumi yang selalu ada untuk masalah apapun dan siapapun, tapi saat masalahnya sendiri, dia tak pernah mau berbagi. "Lo adalah orang pertama yang selalu nyelesain masalah kita, lo bilang masalah harus di tanggung sama-sama. Tapi masalah lo sendiri? Lo simpen untuk diri lo sendiri, gak pernah mau cerita. Lo anggap kita apa? Lo ngerasa kalo kita gak bakal bisa bantu masalah lo, gitu?! "lanjut Gavriel panjang lebar. Jangan lupakan penekan di setiap kata yang keluar dari mulut tipis itu.

M A H A R A J A [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang