01

1.4K 70 1
                                    

Hi, jn lupa vote sama komen sebanyak-banyaknya.

Hi, jn lupa vote sama komen sebanyak-banyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01. Dewasa?

Tiga tahun kemudian

Mentari pagi menyingsing, menerobos masuk ke dalam kamar seorang lelaki yang tengah terlelap melalui celah jendela kamarnya yang terbuka lebar.

Dahi laki-laki itu berkerut kala sinar mentari pagi tepat mengenai wajahnya. Matanya bergerak liar, namun tetap dalam keadaan terpejam. Bukannya bangun, lelaki itu malah menarik selimut hello Kitty nya untuk menutupi area wajahnya.

Saat akan memasuki alam mimpi kembali, lelaki itu di bangunkan kembali oleh suara dering hp nya yang terus-terusan berbunyi. Mau tak mau, tangannya harus terulur meraih benda pipih yang terletak di bawah bantalnya.

"Halo!" suara serak nan basah terdengar begitu sexy bagi siapa saja yang mendengarnya, mungkin tidak untuk seseorang yang berada di seberang sana.

"Apakah benar ini dengan Edward Eguardo?"

Kedua alisnya bertaut, terpaksa ia membuka mata untuk bisa melihat siapa yang sedang menelponnya. Namun, dilayar tak tertera nama siapa-siapa, hanya deretan angka saja yang tertera di sana.

"Ekhm...." Edo berdehem pelan, agar suaranya yang serak-serak basah kembali normal.

"Benar, dengan saya sendiri."

"Hahaha." Suara tawa nyaring terdengar di telinga Edo. Suara tawa yang terdengar familiar, namun juga asing baginya.

"Siapa ya?"

"Kamu beneran gak inget sama saya?" suara di seberang sana malah balik bertanya.

"Saya beneran gak inget. Dan mungkin... Bapak salah sambung."

"Saya gak mungkin salah sambung. Rumor kamu kehilangan separuh ingatan ternyata bener ya?"

Edo terdiam sebentar, dirinya memang kehilangan separuh ingatannya semasa SMA. Tapi, kenapa orang yang sedang menelponnya ini bisa tahu.

"Saya tanya sekali lagi, kalo gak di jawab, teleponnya bakalan saya tutup. Bapak siapa? Kenapa bisa tahu nama saya? Tahu tentang masa lalu saya?" cecar Edo dengan nada suara yang lugas.

"Perkenalkan, nama saya Bambang Susilo Hartono. Saya kepala sekolah SMAN Eurora, tempat kamu menimba ilmu dulu."

Lagi-lagi dahi Edo berkerut. Untuk apa seorang kepala sekolah menelpon seorang murid yang bahkan sudah lulus tiga tahun lamanya.

"Bapak mau minta tanda tangan saya?" tanya Edo bimbang. Siapa tahu karena kepintarannya dulu baru di akui oleh kepala sekolah itu. Pikir Edo.

"Hahaha." lagi-lagi suara tawa yang terdengar. Edo mendengus kesal." Saya bukan pelawak ya, pak!"

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang