03

706 38 2
                                    

Hei, jn lupa rumpiin cerita aku. Share juga boleh, asal jangan di jiplak aja. Nanti aku geplak!
.
.

 Nanti aku geplak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

0

3. Gadis yang aneh

Edo berkutat sebentar dengan beberapa buku besar sebelum dirinya kembali mulai mengajar. Kali ini, ia akan menyapa anak murid yang hanya berisi beberapa belas orang saja. Mengajar, terasa menyenangkan juga menantang bagi Edo.

Been a bad girl, I know I am
And I'm so hot I need a fan
I don't want a boy, I need a man

Nada dering yang sengaja Edo pasang berdering di layar ponselnya. Gegas ia mematikan lagu dari sebuah girl group kpop kesukaannya itu.

Menjadi seorang guru dua kali dalam semalam, tentu harus adanya persiapan sebuah jadwal, agar dirinya tak kelupaan. Edo mulai membenahi buku yang tadi ia baca, menyusunnya kembali ke dalam rak.

Ricuh suara berbincang mulai menyapa indera pendengaran Edo, dikala langkahnya sudah mendekati ruang kelas yang tertutup rapat.

Kriett

Suara ricuh itu berhenti dikala Edo membuka pintu ruang kelas itu. Pandangan seluruh anak didiknya kini pokus padanya. Dengan langkah percaya diri, Edo mulai memasuki kelas yang sama, namun dengan murid yang berbeda. Kali ini, muridnya perempuan semua.

"Good night all," sapa Edo.

Bahasa Inggris, adalah pelajaran yang akan dia bawakan di hari pertama dia mengajar kelas bimbingan.

"Good night, sir!"

"does anyone not speak english?" tanya Edo to the points

"Aku! Aku!" seorang gadis yang duduk di kursi paling belakang mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dan, gadis itu adalah Wiwi. Edo heran, apakah gadis itu ikut kedua kelas yang diajarkannya?

"I think, everything can be done, sir," jawab salah seorang gadis.

Edo mengacuhkan perkataan Wiwi." ok, my name is Edward Egu—,"

"we all have seen your portfolio, sir." potong salah satu siswi. Cowok itu mendengus kecil, anak muridnya sungguh tak punya sopan santun.

"Ok, open the textbook now!"

"Woi! Pak, gue gak ngerti Lo ngomong apaan!" teriak Wiwi. Edo tetap mengacuhkan. Di saat yang lain diam, Wiwi malah teriak-teriak seperti orang yang sedang kesetanan.

"work from chapter 1 to chapter 10," setelah menerangkan, Edo langsung memberikan tugas pada seluruh anak didiknya. Agar, otak mereka cepat tanggap terhadap pelajaran yang tadi diterangkannya.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang