23

132 16 0
                                    

Vote dulu sebelum baca. Jn lupa krisannya.

 Jn lupa krisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Siapa yang berbohong?


Lima mobil pick up berbaris rapi di depan salah satu rumah kompleks Eurora. Mobil yang awalnya kosong melompong, perlahan-lahan mulai terisi dengan barang.

Rumah peninggalan Dewi Sulastri resmi dijual oleh Satya pagi ini. Semua barang peninggalannya pun Satya jual terkecuali barang-barang milik putrinya.

"Terimakasih sudah pernah menjaga istri saya sebelumnya, Bi."

"Ini gajih plus bonus bulan ini." Satya menyerahkan sebuah amplop coklat yang berukuran lumayan tebal. Bi Darmi menerima amplop itu dengan tangan yang bergetar. Sebetulnya, ia tak mau meninggalkan rumah yang selama ini menjadi mata pencahariannya itu, tapi mau bagaimana lagi, Dewi sudah pergi jadi ia harus angkat kaki.

"Terimakasih, Tuan."

Satya menatap rumah yang baru berganti cat itu. Menghela nafas dengan pelan, ia lalu berkata." Selamat jalan, Wi. Semoga kamu bisa ketemu sama dia, putri kita...."

Mobil pick up satu-persatu pergi, entah kemana. Sementara mobil Satya berbelok ke arah sebaliknya.

Handphone dengan casing sepasang remaja ia genggam di tangan kirinya, sementara tangan kanannya menggenggam erat stir mobil.

Kota hujan, menjadi tujuan Satya karena ia sudah membangun rumah pribadi di sana, di tanah kelahirannya.

°°°

Hari Sabtu menjadi hari libur pertama bagi anak sekolah sebelum hari Minggu. Tika berinisiatif untuk mengajak Vero berbelanja. Sudah beberapa hari sejak Vero keluar dari rumah sakit jiwa, cewek berambut sebahu itu tak mau keluar sama sekali, selalu saja berdiam diri.

"Udah siap kak, Ver?" Tika memastikan. Vero yang terduduk di sofa mengangguk malas, sebenarnya ia masih enggan untuk bersapaan langsung dengan sinar matahari, tapi mau bagaimana lagi, adiknya yang bawel sudah merengek mengajaknya pergi sedari pagi.

"Mau naik mobil atau motor?"

"Mobil,"

"Naik motor aja, ya? Kan masih jam delapan ini." Ucap Tika yang masih pada posisi awalnya yaitu berdiri di depan kaca ruang tamu, membelakangi Vero.

Vero mendengus pelan, moodnya langsung hancur karena mulut bawel adiknya itu.

"Gimana kak, Ver? Motor aja ya?"

"Kalo dari awal Lo milih motor, terus kenapa harus tanya ke gue mau naek apaan?!" cetus Vero dengan sebal. Gadis berambut sebahu itu bangkit dari duduknya lalu berjalan memasuki kamarnya.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang