26

108 11 2
                                    

HAPPY READING

°
°
°

Hari berganti lagi. Kesunyian menerpa setiap sudut ruangan SMAN Eurora pagi ini. Tak ada suara apapun yang terdengar dan tak ada pula penerangan. Sehingga lorong SMAN Eurora yang lenggang sangat terlihat menyeramkan meski jam sudah menunjuk pukul setengah enam.

Angin dingin sepoi-sepoi masuk ke area kantin melalui celah jendela yang terbuka, mungkin para pengurus kantin lupa untuk menutupnya. Sebuah kalender yang tergantung di tembok sebelah kiri kantin tertiup angin, sehingga helaian kalender yang masih terbilang cukup baru itu tak mau berhenti bergerak.

Seorang gadis mungil yang masih mengenakan rok span dengan hoodie berwarna abu-abu yang agak kebesaran berlari kecil, menembus kegelapan, memecah keheningan yang sudah tercipta selama berjam-jam. Langkahnya terhenti. Wajahnya mendongak, menatap kalender di kantin yang posisinya lebih tinggi dari tinggi badannya.

Senyum simpul tercipta, gadis itu menggumamkan kata yang hanya bisa didengar olehnya. "Sudah waktunya. "

Kalian pasti tak asing dengan si pemilik hoodie abu-abu 'kan? Yap! Gadis itu adalah Wiwi, pemeran kedua dalam cerita misteri ini. 

Wiwi mengitari area sekolah yang masih gelap dengan bibir yang terus tersenyum ceria. Hari Minggu menjadi hari yang dinanti oleh para manusia, termasuk dirinya. Berdiri selama lima belas detik di lapangan, lima detik di perpustakaan dan satu detik di kamar mandi sudah menjadi rencana gadis itu pagi ini. Selebihnya, ia akan mengunjungi ruangan yang dipakai para murid untuk les malam; laboratorium.

Ctak

Jari jempolnya dan jari tengah beradu. Menimbulkan bunyi cetakan yang lumayan kencang. Sedetik kemudian, tubuh Wiwi menghilang lalu muncul kembali di tengah-tengah lapangan.

"Seru juga!" seru gadis itu kegirangan. Senyum lebar tak kunjung luntur dari bibir mungilnya.

Setelah lima belas detik berlalu, bunyi cetakan kedua baru terdengar. Wiwi langsung menghilang lalu muncul kembali di perpustakaan yang jelas-jelas terlihat sangat-sangat menyeramkan.

"Seandainya gue bisa baca semua buku ini, mungkin sekarang gue bakalan jadi orang yang paling jenius di dunia." monolognya lalu tertawa. Menurutnya, semakin lama kehidupannya di dunia semakin mengasyikkan, sayangnya, ia akan segera menghilang.

Ctak

Ctak

Wiwi berdiam di hadapan ruangan bekas laboratorium cukup lama,  sebelum akhirnya ia membuka mulutnya." Laboratorium Asu!"

°°°

"Tika mau keluar sebentar." pamit Tika sambil membenarkan letak kacamatanya. Vero yang sedang menonton TV di ruang tamu menoleh." Mau kemana? Gue ikut."

"Gak usah, Tika cuman sebentar doang. Lagian, kenapa kak Ver bangun pagi-pagi?" Tika menatap heran. Biasanya Vero akan terbangun ketika jam sudah menunjukkan angka sembilan dan sekarang jam baru menunjuk angka delapan dan Vero sudah bersantai seolah tak mempunyai beban.

"Bodo!" Vero bangkit, sedikit menepuk-nepuk bajunya karena terkena sedikit remahan camilan yang ia makan." Gue ganti baju bentar."

"G-gak usah, Kak Ver!" larangnya." Tika mau pergi sama cowok Tika."

Vero mengehentikan aktifitasnya mengibas baju. Kedua alisnya ia angkat." Sejak kapan lo punya pacar?"

"Y-ya punya lah. Masa orang cantik kayak Tika gak punya pacar." elaknya, masih mencoba berbohong. Sebenarnya ia akan mengunjungi Wiwi pagi ini, tapi tentu saja harus tanpa sepengetahuan Vero.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang