12

198 30 7
                                    

Hi vren! Jn lupa vote and comen. Tandai typo. Guys, cerita ku bukan cerita 21+ ya. Jadi kalo gak suka out aja. Maaf.

 Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Berjumpa

-
_
.
_
-
HAPPY READING

Sambil tersenyum ria, Edo bersiul di hadapan layar ponselnya. Karena tak membawa kaca, cowok itu menggunakan handphone sebagai alat untuk dirinya bercermin.

Nadia yang duduk tepat di seberang meja Edo terus-terusan menatap dengan heran. Akhir-akhir ini sikap Edo sungguh bar-bar, tak selugu dan sekalem biasanya.

Edo yang biasanya kaku jika berbicara dengan seniornya, kini malah lancar jaya mau mengobrol dengan siapa saja. Sekarang sikapnya agak centil juga. Bahkan Edo sering kali kedapatan berkaca, juga menyisir rambutnya di jam kerja. Nadia pun sangat yakin, jika Edo yang sekarang selalu membawa parfum kemana-mana.

Tak ingin kecolongan malam mingguan, Nadia berinisiatif untuk mengajak Edo jalan-jalan. Persetan dengan rasa malu, toh, Edo sudah tahu jika Nadia menyukai lelaki itu.

"Do...." panggil Nadia pelan dengan nada yang seperti di halus-haluskan.

Tanpa menaruh ponselnya, Edo menoleh." Iya, kenapa?"

Nadia menyelipkan beberapa helai rambut ke telinganya, ia memasang wajah semalu dan seimut mungkin. "Nanti malem, Lo ada acara gak?"

"Ada...." jawab Edo antusias dengan senyuman mekar di bibirnya.

Nadia membatin kecewa." Udah pake baju seksi kayak gini masih aja di tolak."

Seperti kebanyakan wanita pada umumnya, Nadia ingin menarik perhatian Edo dengan badan seksinya. Tapi iman Edo kuat jika berada di depan Nadia. Lain halnya jika berada di hadapan Wiwi.

"Kalo hari Minggu?" Nadia sepertinya tak kehabisan akal untuk terus membujuk lelaki tampan itu.

Edo melirik jam tangannya sekilas sebelum menjawab pertanyaan Nadia." Saya ada janji sama temen saya,"

Nadia mendengus sepelan mungkin." Terus bisanya kapan?"

"Nanti saya kabarin kalo udah bisa," jawab Edo sealakadarnya.

Lelaki itu bangkit lalu meregangkan otot-ototnya karena sudah seharian ini ia hanya terduduk di kursi kerjanya.

"Mau pulang jam segini, Do? Baru jam 4 loh," lagi, Nadia dibuat bingung akan tingkah Edo.

"Saya udah izin ke pak Bimo. Lagian, saya jarang banget pulang cepet selama kerja di sini,"

Nadia mematung diam sambil menatap Edo yang sedang merapihkan meja kerjanya.

"Mau gue anter?" tawar Nadia.

"Gausah Mbak, saya udah janji mau pulang sama Alva."

Setelah mengucapkan kata itu, Edo melenggang meninggalkan Nadia yang masih mematung diam.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang