17

127 22 0
                                    

Bersenandung ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bersenandung ria. Tika dengan lincahnya membuat sarapan untuk dirinya dan sang Kaka. Sudah dua jam lebih dirinya berkutat di dapur, sampai semua perkakas yang semula tersusun rapih kini sudah acak-acakan karena ulahnya. Bisa dibilang dapur yang lumayan luas itu sudah seperti kapal pecah sekarang.

Sebenarnya ia hanya membuat dua buah roti bakar dan juga dua gelas susu putih. Lalu apa yang membuat dapur bisa berantakan seperti itu?

Telur ceplok lah penyebabnya. Tika ingin membuat roti isi telur yang benar-benar sama persis dengan gambar yang berada di layar handphonenya. Namun, semuanya gagal. Mulai dari lupa memasukkan minyak sampai apinya yang terlalu besar semua sudah Tika lakukan. Sehingga jadilah dua buah telur ceplok persis seperti apa yang ia inginkan.

"Nah, kalo gini kan jadi enak dipandang." monolognya lalu tersenyum.

Gadis itu pokus mengamati hasil masakannya sampai tak memperhatikan bentuk dapur yang sudah tak berurutan tempatnya.

"KAK VER! BANGUN KAK!" teriaknya menggema. Padahal ia bisa saja mengetuk kamar kakaknya tanpa harus berteriak karena memang jarak dapur dengan kamar Vero tak terlalu jauh.

"BANGUN KAK VER-"

"Berisik!" sela Vero dengan ketus. Jelas sekali cewek berambut sebahu itu sudah bangun sedari tadi karena matanya tak terlihat seperti baru bangun tidur sama sekali.

"Loh, kak Ver udah bangun ternyata. Tika kira masih ngebo,"

"Gue bukan Lo!" sarkas Vero datar.

"Nah, gitu dong. Jangan kayak kemarin, diem mulu. Kan Tika jadi sedih."

Sepulang dari rumah sakit kemarin Vero memang tak banyak menjawab pertanyaan adiknya. Gadis itu hanya terdiam lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Lo terlalu bawel, gue gak suka." balas Vero terang-terangan.

"Kan maksud Tika biar ka Vero gak asing sama Tika. Kan selama Kaka di RSJ, kita jarang ketemu."

Vero memutar bola matanya jengah. Sifat adiknya ini memang berbanding 180° dari sikapnya. Padahal jelas sekali jika mereka seibu dan seayah.

"Udah diem. Mending Lo makan, entar telat berangkat ke sekolah."

Tika mengangguk samar, menarik kursi lalu terduduk di seberang Vero.

"Enak kan, Ka?" tanya Tika penuh harap pada Vero yang baru menggigit roti buatan Tika.

"Hm...." Vero mengunyah terlebih dahulu sebelum akhirnya berkata kembali." Lumayan," jawabnya cuek.

Tika tersenyum sumringah." Beneran? Kak Ver suka?"

"Ah, kalo gitu Tika bakalan bikinin sarapan tiap hari buat Kak Ver."

"Boleh aja sih, tapi jangan setiap hari. Bisa bisulan pantat gue. Dan gue takut kalo rumah ini bakalan kebakar gara-gara Lo." Vero mengamati sekilas dapur yang berantakan akibat ulah adiknya itu.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang