02

981 53 5
                                    

Hi, jn lupa ngopi sama komen sebanyak-banyaknya.

Hi, jn lupa ngopi sama komen sebanyak-banyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02. Pertemuan pertama dengan dia

Cermin berukuran 30x60 menampilkan sosok seorang  pria jangkung nan tampan, sedang menyisir rambutnya dengan pelan. Edo, pria yang mengenakan Hoodie berwarna putih itu, sedang mematut dirinya di depan cermin agar tampil setampan mungkin. Dikira mau konser kali!

Edo berkali-kali menyisir rambutnya dengan pelan. Bukannya menyugar rambutnya ke atas, cowok itu malah membentuk rambutnya dengan gaya Asian bowl cut, gaya rambut yang bahkan tak pernah di sukai olehnya. Edo sedari dulu lebih menyukai gaya rambut Medium undercut. Namun, sekarang dirinya tak akan pernah menggunakan gaya rambut seperti itu lagi. Kenapa? Karena luka bakar yang ia dapati semasa SMA dululah penyebabnya.

Waktu tiga tahun bukan waktu yang sebentar, waktu selama itu sudah cukup untuk menumbuhkan rambut Edo yang dulu terbakar. Sayangnya, rambut hitam legamnya sudah kembali ke posisi semula, sementara dahi Edo yang terbakar tetap meninggalkan bekas luka bakar yang sangat kentara.

"Udah ganteng kali, ya?" tanyanya pada diri sendiri. Entahlah, kepercayaan dirinya sudah hilang entah kemana, sejak musibah kebakaran yang  dirinya sendiri tak tahu seperti apa kejadian yang sebenarnya.

Cowok jangkung itu melenggang keluar. Matanya mengedar. Ah, bundanya sedang tak ada di saat dirinya sedang butuh komentar akan penampilannya.

"Kek gini udah beneran ganteng kan, ya?" Edo mematut dirinya lagi di layar ponselnya.

Hoodie berwarna putih dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam, tentu saja sudah lebih dari cukup untuk semakin menonjolkan kadar ketampanan sang—Edward Eguardo.

Ia melirik jam tangannya sekilas, ternyata sudah jam 6:00 saja. Waktu terasa begitu cepat jika kita sedang mengharapkannya agar melambat.

"Berangkat sekarang kali, ya? Harus belajar lagi kayaknya." Cowok itu mulai meninggalkan rumahnya, menuju halte bus.

Semua orang yang sedang menunggu angkot, tak henti-hentinya menatap takjub pada Edo, sesekali para gadis berbisik-bisik di belakangnya. Mengabaikan, adalah cara yang selalu Edo lakukan. Hal seperti itu sudah sering terjadi jika dirinya berada di ruangan terbuka. Entah apa yang sebenarnya mereka bisikkan.

Sebuah mini bus menepi, cowok itu gegas masuk, diikuti beberapa orang lainnya yang memang sedang menuju ke arah yang sama.

"Ke SMAN Eurora ya pak!" teriak Edo pada sang kenek.

"Kamu pelajar di sana?" tanya seorang ibu-ibu yang duduk di seberang Edo.

Edo tersenyum simpul menanggapinya, tak ada niatan sama sekali untuk menjawab pertanyaan ibu-ibu berbaju biru itu.

"Huh! Ganteng-ganteng kok sombong! Percuma kalo ganteng, tapi gak punya akhlak. Ditanya orang tua, malah gak ngejawab!!" marah ibu itu pada Edo, sontak menarik perhatian semua penumpang angkot untuk menatap Edo.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang