15

160 25 1
                                    

Vote+ komen

Berkumpulnya orang-orang di masa lalu, mampu menjadi benalu di kehidupanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berkumpulnya orang-orang di masa lalu, mampu menjadi benalu di kehidupanmu.

-
_
-
-
-

15. Vero, is back

Happy reading

Pagi menyingsing. Di sebuah rumah kecil yang minim pencahayaan, Ratna sedang memasak sarapan untuk sang putra tercinta.

Kini, nasi goreng sosis spesial sudah tersaji di meja kecil lengkap dengan segelas air putih.

Edo baru saja keluar dari dalam kamarnya, dengan langkah lesu, cowok itu mengambil nasi goreng yang terletak di meja lalu duduk bersila di lantai semen rumahnya.

"Kok di situ, Nak? Dingin, loh," tegur Ratna.

Edo duduk benar-benar di lantai semen yang tak beralaskan apapun, secara cuaca pagi ini sangat terasa dingin.

"Di sini ajalah, Bun. Edo males duduk di kursi," Edo menarik nafas panjang, dengan pelan ia menyandarkan kepalanya pada tembok semen yang berada tepat di belakangnya.

"Lantainya dingin banget, Nak. Nanti kamu sakit,"

Sepertinya mata Ratna yang rabun sudah tak dapat melihat ekspresi wajah Edo yang sesekali mengernyit menahan sakit.

"Gak papa," Edo tetap kekeh.

Pagi ini, nafsu makannya tak muncul sama sekali. Padahal, aroma nasi goreng sosis kesukaannya selalu menggugah selera. Kali ini mencium baunya saja ia ingin muntah.

Satu suapan berhasil lolos tanpa kendala meskipun Edo mengunyahnya dengan begitu pelan.

Di suapan kedua, Edo sudah tak kuasa menahan rasa mual nya.

Huek!

Cowok itu segera berlari ke kamar mandi meskipun langkahnya sempoyongan.

Huek!

"Kamu kenapa, Nak?" Ratna memijit punggung leher Edo dengan pelan.

"Edo gak Papa, Bun." Kilah Edo. Setelah rasa mual nya mereda, cowok itu mulai merayap menuju ruang tamu lagi.

"Jangan bohong." Ujar Ratna khawatir.

"Edo gak bohong, Bun. Maap ya, nasi gorengnya gak Edo makan. Perut Edo kayaknya lagi bermasalah,"

"Kamu beneran mau masuk, Nak?" Ratna menatap dengan cemas putranya yang sekarang sedang memasang dasi di depan layar ponselnya.

"Iya, Bun. Kalo Edo libur, gak enak nanti sama pak Bima." jawab Edo dengan nada suara yang serak.

"Kamu kayaknya beneran sakit, suara kamu juga serak."

Sepulang berolahraga kemarin malam, badan Edo tiba-tiba saja meriang, ia pulang ke rumah dalam keadaan menggigil kedinginan.

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang