21

113 21 6
                                    

Jika manusia bisa dipersatukan, cinta juga bisa dipatahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika manusia bisa dipersatukan, cinta juga bisa dipatahkan. Lalu, apakah cintaku dengannya akan berlayar?
_

WiwiSulastri_

21. Kenaikan jabatan

"Gimana menurut Bunda?" Cowok yang sudah lengkap mengenakan pakaian kerja itu bertanya sambil terus menyumpal mulutnya dengan nasi goreng sosis buatan bundanya.

Ratna terlihat bingung, berulangkali ia memutarkan cincin bunga yang Edo tunjukkan padanya.

"Bagus kan, Bun? Itu temen kantor Edo yang pilihin."

"Harganya juga lumayan gak pas dikantong." tambahnya disertai kekehan kecil.

Membuang nafas pelan, Ratna akhirnya menjawab.

"Apa gak terlalu cepat? Mau ngelamar? Padahal kamu belum pacaran genap satu bulan."

Ratna sedikit tak setuju, Edo tak memiliki kekayaan apapun sementara menurut cerita Edo pacarnya itu terlahir dari keluarga yang kaya raya.

"Kita kan udah kenal lama pas masih di SMA, Bun. Lagian, mumpung Edo ada uang. Kalo soal pernikahan, bisa ditunda sampe beberapa tahun ke depan."

Perlahan, Ratna kembali meletakkan cincin emas dengan hiasan bunga itu pada kotaknya, lalu duduk tepat di samping Edo.

"Kamu yakin kalo dia mau sama kamu? Kamu yakin orang tuanya bakalan mau nerima kamu? Secara, kita bukan keluarga yang berada,"

Sendok yang hendak masuk ke dalam mulutnya menggantung karena mendengar penuturan bundanya. Setelah dipikir kembali, ucapan bundanya memang benar.

"Kalo kamu beneran cinta, buktikan pada orangtuanya dahulu. Baru sehabis itu, kamu boleh melamar anaknya." Ratna mengelus pelan punggung Edo.

Sepertinya niatan Edo untuk melamar memang sudah mantap, ia mengangguk antusias mengiyakan perkataan Ratna.

"Edo bakal berusaha," ucapnya yakin. Mungkin otaknya sudah gila, padahal pas pertama kali diajak berpacaran dirinya sendiri menolak, dan sekarang ia malah ingin secepatnya melamar?

"Ngomong-ngomong, kamu belum pernah kenalin dia sama Bunda."

Memang, sejak pertemuan pertama putranya dengan gadis itu dua bulan yang lalu, Edo hanya mampu menceritakan tapi tak mampu memperkenalkan gadis itu padanya.

"Iya juga." cowok itu dibuat bingung sendiri akan tingkahnya." Nanti Edo bakalan kenalin sama Bunda. Nanti malem Edo juga mau ketemuan sama dia, mau ngasih baju ini."

"Jam berapa?" pertanyaan itu tiba-tiba saja terbesit dibenak perempuan paruh baya itu.

"Jam 7,"

"Kenapa harus jam 7?" Ratna bingung." Kenapa gak sekitaran jam 5 aja, atau jam 3?"

Night Girls (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang