35 "Apology"

67 15 0
                                    

Hai apa kabar Sahabat SriShin? Aku harap kabar kalian sehat dan selalu berbahagia❤
Akhirnya Unilateral Love upadate part yahuu!!!!

❤Happy Reading❄

Selama kurang lebih tubuh yang mulai renta ini, merasakan kerinduan pada mendiang istri yang telah lama meninggalkannya. Tidak sedikitpun hatinya bergeser dari senyuman yang selalu menyapanya di pagi hari hingga malam hari terasa memberikan kehangatan yang tidak terduga.

"Seandainya takdir tidak memanggilmu secepat itu, aku dan dirimu akan berdiri melihat langit senja disini bersama yeobo," ucapnya pelan dan begitu tulus.

"Appa?" suara putri kesayangannya terdengar sangat menenangkan hatinya.

"Apa kau baik-baik saja?" sebuah pertanyaan dilayangkan padanya.

"Aku selalu dalam keadaan baik-baik saja, jika putriku juga selalu tersenyum seperti saat ini," rayunya, membuat Jieun mendengus kesal.

Gara-gara telepon dari pria ini membuatnya bergegas menuju rumah dan dating-nya dengan sang kekasih menjadi tertunda.

"Kau ingat hari ini adalah peringatan kepergian ibumu, jadi aku membuat sebuah acara keluarga sebagai penghormatan kepada mendiang ibumu," ungkap Kim Hoseok.

Mendengar ucapan ayahnya, Jieun hampir saja lupa. Benar, hari ini adalah peringatan mendiang ibunya. Ia yang awalnya mendengus kesal, menjadi bergegas mempersiapkan segalanya. Sekaligus mengirim pesan kepada kekasihnya untuk menggunakan pakaian serba putih.

"Appa selalu mengingat segalanya, eomma maafkan putrimu ini," ucapnya tulus, lalu memulai segala persiapan.

Bunga dengan berbagai jenis kini menghiasi ruangan itu, dan dalam ruangan khusus tempat penyimpanan abu ibu Jieun mulai dibersihkan serta dihiasi dengan semerbak bunga berwarna-warni. Seakan sedang berada di dalam kebun bunga serta seekor kuda putih sedang menikmati suasana kebun bunga itu.

"Minjae pergi kemana?" tanya Jieun pada pelayan yang sedang membuat beberapa masakan untuk makan malam seusai acara penghormatan.

"Tuan muda sedang menemui seseorang," jawab pelayan itu dengan sopan.

"Minjae selalu saja begitu, tidak pernah betah diam dirumah," keluh Jieun.

Mobil merah itu mendarat tepat di depan rumah Jungho, ia melihat gadis yang menghubunginya tadi berdiri dengan menggunakan gaun putih selutut dan tas tergantung bebas dibahunya. Bibir mungil milik gadis itu tersenyum ke arahnya, dan melambaikan tangan memintanya keluar dari kendaraan beroda empat itu.

"Bantuan apa yang bisa aku berikan?" dengusnya, namun matanya tidak bisa berbohong dengan penampilan gadis ini yang berubah 180 derajat dari biasanya.

"Aku ingin pergi ke rumahmu, menemui Jieun eonni. Rasanya sudah lama tidak bertemu dengannya, aku merindukannya. Aku ingin kau mengantarku ke rumahmu! Hanya itu bantuan yang bisa kau berikan," katanya membuat Minjae menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bisaa-bisanya Tuhan menciptakan manusia sepertimu," keluhnya, namun akhirnya ia membukakan pintu untuk Eunsoo.

"Gomawo," ucapnya senang.

Perjalanan yang menghabiskan waktu lima belas menit, terasa amat seru. Karena Eunsoo tak henti-hentinya menceritakan segala hal yang terjadi hari ini. Hingga Minjae tertawa lepas tiada hentinya, karena semua terasa amat lucu.

"Tidak aku sangka kau bisa melakukan hal sekonyol itu," tawa Minjae terkekeh dengan cerita yang dialami gadis disebelahnya.

"Tapi menurutku itu hal yang luar biasa tahu," dengusnya, mengubah tawa itu menjadi kebisuan.

UNILATERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang