03 "Play Game"

400 97 95
                                    

Mentari hadir menyelinap ke sela-sela tirai putih panjang yang menutupi pantulan sinarnya dari jendela. Jieun menggerakkan badannya, lalu membuka perlahan indra penglihatannya. Ia melihat jam menunjukkan pukul 06.00 a.m, badannya mulai sadar seutuhnya. Ia melangkah keluar kamar, ia mendapati adik kesayangannya sudah tidak berada di apartemennya. Sunyi kembali merenggut mood baiknya di pagi hari, ia berusaha untuk mengendalikannya.

Ia menuangkan segelas air hangat, lalu meneguknya. Dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sendari semalam tak ia basuh. Usai membersihkan tubuhnya ia, menuju kamar dan mencari pakaian yang sopan digunakan untuk hari ini. Jieun pun mengambil kemeja putih, rompi dan rok yang berwarna senada yaitu kotak-kotak bercorak abu-abu.

Kini ia duduk di depan cermin riasnya, ia mulai memakai beberapa cream dan foundatian, lalu menaburkan bedak diwajahnya serta tak lupa lipstik merah muda yang akan memperlihatkan sisi kecantikannya. Ia tersenyum, setelah menyelesaikan salah satu tugasnya.

Ia pun mengambil tasnya dan buku-buku yang akan ia gunakan sebagai bahan ajar di sekolah nanti. Ia pun keluar kamarnya, tak lupa menguncinya. Jieun melangkah ke arah lift dan bersiap untuk menuju halte bus.

Perjalanan ke halte bus, tidaklah memakan waktu yang banyak, hanya lima menit saja. Jieun sudah duduk di ujung kanan bangku besi yang memanjang. Ia melihat seorang pria dengan pakaian yang sedikit berantakan, rambut teracak-acak, serta mata yang mengembang (seakan habis menangis) duduk di posisi ujung kiri.

"Mengapa dia terlihat sangat menyedihkan?" tanya Jieun, namun ia tak lagi memperhatikan pria itu ketika suara dering telepon milik pria itu berdering.

"Yeoboseyo" ucap Jungho, setelah mendengar telepon dari sekolah.

"Kau bisa mengajar hari ini Jungho saem!" pinta pihak sekolah.

"Arraseo," jawabnya, lalu memutuskan via suara itu.
Ia bangkit dan melewati Jieun yang saat itu tak sengaja menangkap pandangan jauh Jungho yang hampa, seakan tak ada gairah hidup lagi.

"Hya! Jieun kau harus sadar, tak seharusnya kau mengepoin pria itu."
Ucapnya untuk dirinya sendiri.

Siapa dia? Sehingga kau ingin mengenalnya lebih jauh." Jieun mengutuki dirinya sendiri, setelah menyadari rasa ingin tahunya memuncak.

Hingga sebuah bus berhenti, tepat dihadapannya. Ia pun menaiki bus tersebut dan menikmati udara pagi, walau pikirannya masih terusik dengan pria yang ia temui tadi.

"Hya, Eunwoo oppa!" teriak Eunso saat digodain oleh Eunwoo.

Gaeun hanya tertawa melihat perilaku kedua temannya itu, ia berjalan tepat dibelakang mereka.

"Sudah-sudah, aku minta maaf." Ucap Eunwoo, dengan mencakupkan tangannya ke arah Eunso, yang sukses membuat gadis itu tersenyum dan balik menggelitiki sepupunya itu.

"Cukup!!!" teriak Eunwoo, yang sudah lelah menerima gelitikan berkali-kali oleh sepupunya.

"Apa kalian akan seperti anak kecil terus?" tanya Gaeun, yang membuat mereka berdua saling menatap dalam bingung.

Gaeun kembali tertawa, ia mengaitkan lengannya di kedua temannya. Kini ia berada di tengah-tengah, dan sesekali melirik ke arah mereka berdua. Mereka berjalan dengan hening beberapa saat, hingga Eunwoo mengeluarkan suara dan mulai bercerita.

"Chingudeul, aku ingin menceritakan perubahan sikap hyeong. Semalam setelah memintanya mengajari aku bermain piano, ia terlihat sangat sedih. Apa aku membuat kesalahan?" tanya Eunwoo, dengan bibir yang dikerucutkan.

UNILATERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang