06 "The Beginning Of Hate"

245 75 31
                                    

08.00 a. m.

Seluruh murid kini telah menduduki bangku mereka masing-masing dengan tertib, seusai mendengar suara bel berbunyi dengan lantang.

Pintu ruangan itu terbuka, seorang wanita dengan rambut terurai rapi yang berjalan anggun. Dia sosok guru pembimbing kelas 3, tanpa adanya dia kelas ini tentu tak akan setertib yang dibayangkan dari kelas lainnya. Ia dikenal dengan guru yang disiplin, sedikit melakukan hal buruk muridnya akan dihukum sejadi-jadinya.

Pernah kejadian sebulan yang lalu, seorang murid laki-laki bernama eunkwang membully juniornya, lalu di hukum duduk diranting pohon selama dua belas jam. Sehabis kejadian itu, tak ada murid yang dibawa bimbingannya melakukan kesalahan.

Lee Jieun telah berdiri di depan murid-muridnya, dengan memasang senyum ria. Seakan menarik kesadaran siswanya untuk lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Setelah lama mengamati muridnya, Jieun lalu menyebut nama satu persatu muridnya. Yang merupakan bagian dari menertibkan tingkat kehadiran siswanya. Usai memanggil nama-nama muridnya, ia lalu menatap serius kearah muridnya.

"Anak-anak, disini saem akan mengumumkan pada kalian tentang persiapan ujian sekolah sudah dekat. Tepatnya sebulan lagi, aku berharap kalian menyiapkannya dengan matang. Hanya itu yang ingin aku informasikan pada hari ini, selebihnya nanti akan aku jelaskan pada ketua kelas. Bagi Park Jisoo, Kim Minhyuk dan Eunkwang bisa mengikuti saya untuk perbaikan nilai, terima kasih." Papar Jieun, namun sebelum meninggalkan kelas.

Kini matanya menangkap sosok yang sendari tadi menatapnya tanpa berpaling sedetikpun.

Eunwoo saat ini sedang memandangi dalam guru walinya itu, dengan sudut bibir yang terangkat membentuk senyuman berarti. Jieun yang melihat hal itu, hanya mampu tersenyum untuk membalas senyuman itu. Gaeun menyadari adegan itu, ia hanya membuang muka kearah kaca jendela yang berada di depannya itu.

Seusai memberikan perbaikan pada ketiga siswanya itu bertempat di ruang seni. Jieun nampak bergegas menuju ruang guru, setelah menerima pesan dari Park Jimin.

Ketika kakinya akan tiba beberapa langkah lagi pada ambang pintu ruangan, tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Ya, pria itu yang sejak kemarin mengusik pikirannya.

"Ao.. appho! (sakit!)" ucapnya, meringis.

Jungho mendengus melihat akting wanita aneh didepannya itu.

"Kau yang menabrakku," balas Jungho, membuat Jieun mengedip-ngedipkan matanya.

Seakan memberi isyarat pada pria didepannya untuk melepaskannya saat ini juga.
Namun Jungho diam, seakan tak paham maksud Jieun.

"Mianhae, (maaf,) aku buru-buru. Permisi!" permintaan maaf Jieun, berlalu dari pria itu.

Sedangkan Jungho masih menatap punggung, yang perlahan tak menampakan bekas, saat wanita itu telah terduduk di kursi kerjanya.

"Wanita itu tidak bisa bersikap baik dengan rekan kerjanya," keluh Jungho melangkah ke tujuannya.

Gaeun mendapati Jungho sedang terduduk di halaman sekolah tepatnya di bangku panjang yang ditutupi pohon rindang. Semilir angin memperlihatkan sisi menarik dari seorang Jungho. Membuat langkah Gaeun menuju pria itu, dengan memeluk sebuah buku berjudul the power of word. Ia kini berdiri tepat dihadapan Jungho dengan menyodorkan buku itu, tanpa aba-aba buku itu telah berada dalam pegangan Jungho.

 Ia kini berdiri tepat dihadapan Jungho dengan menyodorkan buku itu, tanpa aba-aba buku itu telah berada dalam pegangan Jungho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNILATERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang