07 "Ambiguous Kiss"

282 67 74
                                    

Waktu menunjukkan telah berada di jarum jam tengah bagian kanan. Eunso terduduk dikursi penonton, melihat Eunwoo yang terus memasukkan bola basket ke dalam ring, berkali-kali tanpa mengalami kesulitan. Bermain ditemani tiga anggota lainnya dan Junpyo saem, yang dikenal sangat keras dalam melatih muridnya yang akan mengikuti kompetensi baik di ajang olahraga apapun.

"Hya! Jisoo-ya kau harus fokus, jangan sampai cereboh begitu. Kau akan kalah jika begini cara bermainnya!" Junpyo saem mulai menegaskan pada ketua tim basket agar tidak lalai menjadi bagian mengoper bola ke Eunwoo dan dua anggota lainnya.

Eunso melihat dengan sedikit kagum, bahwa permainan bola basket tidak terlalu sulit bagi orang yang mendalami permainan itu.

"Ternyata dilihat-lihat bola basket bisa membuat Eunwoo oppa menjadi sebahagia itu. Aku tak bisa mempercayainya diawal, namun dia memang selalu menyelipkan senyuman saat memantulkan bola itu." Ucap Eunso, karena merasa kagum dengan saudara sepupunya itu.

Sepertinya permainan bola basket itu berakhir dengan sempurna, walau masih perlu beberapa kata-kata motivasi agar para pemain dalam tim bisa jauh lebih bersemangat dalam mempersiapkan diri untuk turnamen ini.

Junpyo saem meminta para anggota untuk duduk di lapangan sebelum bubar, pada saat bersamaan Eunso mendekati perkumpulan itu dengan membawa dua kantong plastik yang didalamnya berisi beberapa makanan dan minuman.

"Lihat gadis manis itu, membawakan kita makanan dan minuman. Bolehkah aku memacarinya?" tanya Yoobin, membuat Eunwoo memukul kepala bekalang teman setimnya itu.

Hal itu membuat Junpyo saem, Jisoo dan Jugyeon hanya tertawa renyah, hingga mereka menikmati makanan dan minuman yang tadi masih berkumpul dalam satu wadah.

"Kalian tahu jika bermain bola basket dengan menginginkan hasil yang sempurna, kalian semua harus menjadi tim yang kuat. Jika sudah begitu, hasil tak akan membohongi usaha kalian. Yang bisa diartikan usaha itu adalah kekuatan tim kalian yang menjadi satu kesatuan. Aku ingin kalian bisa mengenal lebih dekat dan mulai memahami keraguan-keraguan di dalam diri kalian, dan mengubahnya menjadi sebuah kelebihan. Peluang besar menantikkan kalian. Harapanku kalian bisa sampai pada turnamen internasional. Apa aku terlalu membebani kalian setelah mengatakan hal ini?" tanya Junpyo saem dengan kegugupan setelah mengutarakan semuanya, karena lima pasang mata menatap aneh dirinya.

Junpyo saem menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, mendapati ekspresi yang diluar dugaan.

"Kalian! Mengapa menatapku seperti itu?" akhirnya Junpyo saem mengeluarkan suara membuat mereka tertawa bersamaan.

Eunwoo dan ketiga anggota lainnya, beranjak dari posisi duduknya dan mendekati Junpyo saem lalu memeluknya bersamaan. Seakan mereka merasakan semua ungkapan paling dalam dari gurunya, dan api berkobar dalam diri mereka untuk mengwujudkan harapan Junpyo saem.

"Terima kasih kalian mengerti maksudku, jagalah diri kalian baik-baik. Aku akan berusaha yang terbaik menemani kalian berlatih, kita wujudkan mimpi kita bersama!!!" seru Junpyo saem menepuk pundak keempat anggota tim.

Waktu lembur dengan berkas-berkas untuk ujian akhir semester sedikit membuat Jieun sangat keletihan. Bahkan sejak pagi hingga sore, ia belum berniat mengisi nutrisi perutnya membuat Jimin prihatin dengan wanita malang itu.

"Menjadi wali kelas 3 selalu aku hindari." Ucap Jimin, yang kini berjalan beriringan dengan Jungho menuju arah kantin.

"Mengapa begitu?" tanya Jungho, dengan penasaran.

"Kau tahu, bahwa menjadi wali kelas 3 akan banyak menguras tenaga dan waktu untuk diri sendiri. Lihat saja Jieun saem! Ia sampai lupa makan dari pagi tadi, dan aku berniat mengajaknya tadi, dia terlihat serius membuatku tak mau menganggunya." Jawab Jimin, yang mulai menduduki salah satu kursi di kantin itu.

UNILATERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang