01 "Beautiful Start"

699 136 215
                                    

"Baik hadirin yang saya hormati, hari ini saya akan memaparkan terobosan baru dari Kim's Mall. Saya harap..." ucapan Minjae terhenti, ia menghela napas berat.

Ia mendorong pantatnya ke arah sofa, yang tak jauh dari posisinya berdiri tadi. Matanya menatap lurus ke layar laptopnya, yang memperlihatkan sub-sub materi yang harus ia paparkan dipertemuan besok.

Seusai tadi menerima telepon dari asistennya, yang sangat gercep dalam masalah bertemu dengan investor-investor.

"Sial, aku paling tidak suka disuruh ngomong di depan investor. Ini semua gara-gara Noona. Aku bakal buat perhitungan dengannya!" keluh Minjae dengan meneguk segelas air dalam sekali tegukan.

Tok....

Tok.....

Tok.....

"Masuk saja!!!" serunya.

Seorang pelayan laki-laki yang dipercaya oleh keluarga Kim sejak sepuluh tahun lamanya, memang benar pelayan ini setia dan belum pernah mencuri apapun dirumah besar ini.

"Yoon ajhusii, wae gaerae?(ada apa?)" tanya Minjae dengan berusaha tersenyum dengan suasana hati yang jengkel.

"Aku kesini hanya ingin memberi tahu Tuan Muda, bahwa besok akan ada per..." ucapannya terpotong dengan pernyataan Minjae yang secara tiba-tiba.

"Aku sudah tahu itu, jadi ajhussi bisa keluar dari kamar ini!" pintanya dengan menggerutu kesal. Seakan dirinya terkena kutukan besar dalam hidup ini.

Pelayan Yoon dengan senyum lebar dibibirnya, meninggalkan Kim Minjae begitu saja.

"Aish!!! Mengapa masalah selalu datang dalam hidupku? Wae?" ia kembali mengeluh dan mematikan laptopnya lalu menutupnya.

Ia mengambil mantel berwarna hitam dengan leher yang berbulu putih dari lemari pakaiannya yang terletak di ruang ganti. Kini dirinya memperhatikan jam yang telah menunjukkan pukul lima sore, dengan bergegas ia meninggalkan kamarnya dengan keadaan berantakan seperti kapal pecah.

"Tuan mau pergi kemana?" tanya salah satu pelayan yang sedang mengepel lantai ditangga yang dilewatinya.

"Ada urusan penting, katakan pada Abeoji, aku akan balik malam." Jawab Minjae, meninggalkan rumah yang selalu membuatnya penat.

Padahal dulu suasananya nyaman, namun untuk sekarang sudah berbeda. Tak ada canda tawa yang menghiasi suasana dirumah itu, makanya Minjae cepat bosan untuk tinggal berlama-lama.

Ketika tiba di depan, ia melihat supir telah menantinya. Ia melangkah dan meminta kunci mobil dari supir itu.

"Aku yang akan menyetir, ajhussi cukup menjaga keamanan rumah ini." ucap Minjae, dengan menepuk-nepuk pundak supirnya dengan pelan, dan memasuki mobil convertible.

Mobil yang diatapnya terbuka itu, membuat rambutnya berkibaran terkena angin. Rasa hangat menjalar ditubuhnya, membuat kenyamanan. Ia menikmati suasana di musim semi, bunga mulai bermekaran dan menampakan keindahan yang tak ternilai.

Matahari terfokus ke arahnya, membuat dirinya memancarkan sisi ketampanan yang menawan. Ketika ia berhenti di lampu merah, orang-orang seakan berdecak kagum melihatnya, apalagi para gadis akan mulai menatap terkagum-kagum akan pesonanya.

Aku tahu ini bakal terjadi, tapi mau gimana lagi. Aku terlahirkan dengan paras yang tampan. Ucapnya dalam hati. Seakan memuji ketampanannya yang begitu bernilai baginya.

Kini ia menginjak rem dengan sigap, ketika mobil telah mengantarnya sampai tujuan. Ia menatap gedung SMA itu dengan terpukau, dulu ia pernah menjalani pendidikan disini. Dan menganggumi salah satu adik kelas, yang pada saat itu dia sudah duduk dibangku kelas tiga. Ia mengambil benda persegi panjang di dalam kantong mantelnya, ia menekan tanda pesan seakan ingin mengirimkan pesan terhadap seseorang.

UNILATERAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang