1. Disaster

8.7K 689 21
                                    

Hari keempat ospek, seluruh maba Fakultas Teknik sudah di bagi menjadi beberapa kelompok. 1 kelompok terdiri dari 10 orang, di tambah 1 senior yang berperan sebagai mentor sekaligus pengawas. Mikhaila atau yang akrab di sapa Mikha, berada di kelompok 6 yang mana hanya ada 3 orang perempuan didalamnya. Fakultas Teknik memang selalu didominasi kaum Adam, bukan?

Mereka juga sudah saling berkenalan untuk mengurangi kecanggungan. Dan disinilah Mikha bersama 2 orang lainnya berada, duduk di bangku kantin Fakultas melewatkan jam istirahat sekedar mengisi perut yang keroncongan. Peserta ospek hanya di beri waktu selama 30 menit, jika terlambat sedikit saja, hmm.. siap-siap pengang di maki sang raja hutan Sabana alias Markus Daniel Li.

"Mik, cepetan makannya! 5 menit lagi terompet sangkakala bunyi!!" Sungut Sarah, teman satu kelompok Mikha.

Mikha yang sedari tadi sudah kehilangan mood karena terus di desak Sarah untuk menyelesaikan makan siang secara kilat, semakin bertambah kesal saja. Mikha itu lemot, catet! Gak bisa di buru-buru. Di beri waktu 30 menit untuk makan itu saja masih kurang! Belum lagi waktu yang tersedia harus terpotong selama perjalanan dari lapangan ke kantin, memesan makanan, mencari bangku yang kosong, huffft... kemarin-kemarin Mikha membawa bekal dari rumah, namun tadi pagi ia di buru waktu gara-gara bangun kesiangan. What a great day, girl!

"Sarah galak banget, ihh.. males!" Balas Mikha dengan bibir maju 5 senti.

"Tau ni Sarah, gak bisa nyantai dikit, napa? Ntar kita lari deh, paling 1 menit juga udah nyampe"

Timpal perempuan lainnya bernama Herin. Herin memang paling chill di antara mereka, hidupnya seperti tidak punya beban barang secuil pun.

Mereka bertiga sudah akrab, omong-omong. Ada satu lagi, laki-laki lemes sahabat Herin yang juga masuk circle mereka. Tapi entah kemana batang hidungnya. 'Paling nyabe' ucap Herin belasan menit yang lalu.

Setelah menyelesaikan makan siang, ketiga cewek itu segera kembali ke lapangan. Mikha yang berjalan mengikuti 2 temannya tidak sengaja bersitatap dengan seseorang yang paling dia hindari selama 3 hari terakhir. Siapa lagi kalau bukan Markus. Entah hanya perasaan Mikha saja, Mark seperti melototinya ketika mata mereka tidak sengaja beradu pandang.

'Duh, Mikha salah apa sih.. mamiii...' batin perempuan itu nelangsa.

Agaknya dia trauma. Bagaimana tidak? Pasca kejadian menghebohkan di hari pertama ospek. Mikha di maki habis-habisan oleh Markus. Dikerjai hampir seluruh panitia ospek, dan yang paling membuat sial harinya adalah... dia juga dihindari oleh seluruh teman sejawat senasib sepenanggungannya hanya karna mereka takut kena getahnya. Namun sekarang sudah lebih baik dengan adanya Sarah, Herin, dan Bastian yang mau berteman dengan Mikha. Bastian itu sahabat Herin yang lemes omong-omong.

Di lain sisi, Mark yang sedang disibukkan dengan aktivitas mengatur barang-barang bawaannya tidak sengaja mengalihkan pandangan ke depan. Dia melihat wajah di seberang sana yang merengut tak suka, sontak saja Markus melotot pada orang itu. Tapi yang dipelototi malah semakin  ketakutan. Markus sangat konsisten mengerjai Mikhaila. Di luar kegiatan ospek sekali pun, Markus masih saja menjalankan perannya.

"Jangan galak-galak banget lu, tong, kasian itu anak orang gemeteran"

"Tang tong, tang tong, lu kira gua si otong!" Sarkas Mark.

"Ya abis gua kasian ama tu cewek sebenarnya, mana cakep gitu, gemes, mont...huek! Cuih! Si kupluk bangsat sialan kagak ada otaknya"

Perkataan sahabat Markus terpotong sebab kaos kaki futsal milik Markus tiba-tiba saja mendarat di atas bibirnya. Lukas si korban pelemparan benda keramat itu hanya bisa bersungut-sungut kesal atas kelakuan akhlakless sahabat seperteknikannya.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang