21. Graduation Day

4.3K 425 18
                                    

Hari ini adalah hari yang paling menggembirakan bagi mahasiswa tingkat akhir yang sudah menyelesaikan studi. Apalagi kalau bukan hari kelulusan, alias wisuda. Pada semester ini, Universitas berhasil meluluskan ribuan mahasiswa yang mencakup program Diploma, Sarjana, Pascasarjana, hingga Doktor, dari berbagai Jurusan dan Fakultas.

Suasana begitu ramai dengan kehadiran keluarga tercinta dari para wisudawan. Tidak hanya itu, Universitas tempat Mikha dan kawan-kawan mengemban ilmu pengetahuan tersebut, seketika berubah menjadi pasar dadakan. Banyak pedagang kaki lima yang buka lapak di lingkungan kampus, sekedar menjajakan dagangan. Mulai dari pedagang makanan dan minuman, mainan anak-anak, baju obral, sampai pedagang batu akik pun ada.

"Duh, Ma. Panas banget~"

Mikhaila mengeluh pada Mama Li. Gadis itu mulai gerah sebab terlalu lama menunggu sang pujaan hati keluar dari dalam gedung, tempat berlangsungnya acara. Sebenarnya beberapa saat lalu Mikha juga ikut masuk, tapi dia tiba-tiba merasa sesak dan meminta pada Mama Li untuk keluar lebih dulu.

Mama Li tidak tega membiarkan Mikha berada di luar sendirian, jadi beliau berbaik hati menemani Mikha, dan meninggalkan suami beserta anak bungsunya, yang masih setia mengikuti serangkaian acara kelulusan di dalam sana.

"Sabar ya, sayang... Bentar lagi selesai kok." Bujuk yang lebih tua.

Mikha hanya mengangguk pasrah, mencoba mempercayai kata-kata yang terlontar dari mulut Mama Li. Sebenarnya Mama Li sudah merasa tidak enak sejak tadi. Sedari pagi Mikhaila tidak bersemangat sama sekali, wajah gadis itu juga terlihat pucat.

"Ma, Mikha haus~"

"Haus? Mikha mau minum apa biar Mama beliin?"

"Itu~" Mikhaila mengarahkan telunjuknya pada penjual jus.

"Ok, Mikha mau jus apa?" Tanya Mama.

"Semangka~"

Mama Li tersenyum hangat lalu bergegas menemui penjual jus yang posisinya tidak terlalu dari mereka. Wanita itu merasa kasian melihat Mikhaila yang tidak se-aktif biasanya, pun Mikha sama sekali tidak mengada-ngada perihal kondisi tubuhnya. Dia benar-benar letih, lunglai, lesu, yang dia sendiri tidak tau apa penyebabnya.

Sejurus kemudian, Mama Li akhirnya berhasil mendapatkan jus semangka setelah menunggu hampir 5 menit. Dia kembali ke tempat semula sembari menenteng kantong kresek berisi satu cup plastik jus semangka.

Kembalinya Mama Li bertepatan dengan kedatangan Markus, Papa dan Marsha dari arah berlawanan. Markus tersenyum lebar saat berhasil menemukan sang kekasih, namun detik berikutnya dia di buat panik saat tiba-tiba tubuh Mikhaila tumbang di tengah-tengah keramaian. Teriakan Mama Li sontak membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar.

"Markus cepetan bawa Mikha ke rumah sakit!" Heboh wanita paruh baya itu.

Markus sangat panik hingga dia tidak mampu membalas perkataan Mama-nya. Lelaki itu segera membopong tubuh Mikhaila lalu berlari kesetanan menuju parkiran mobil. Sementara Papa, Mama, dan Marsha, juga ikut mengekor di belakang.

***

Kesadaran Mikhaila perlahan kembali sebab sesuatu yang mengganggu istirahat singkatnya. Dia menoleh ke samping dan seketika dihadapkan dengan Markus yang sedang menciumi punggung tangannya.

"Kak Mark~" Seru gadis itu.

Markus sedikit kaget, namun tidak urung mengalihkan pandangannya pada sang kekasih. Dia tersenyum super lebar hingga mendatangkan tanda tanya besar bagi sosok lainnya. By the way, hanya ada Markus dan Mikhaila di dalam ruangan, karena para orangtua sedang membicarakan hal serius di luar sana.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang