"Gila!! Kepala gue kayak mau pecah!"
Herin tiba-tiba muncul di tengah-tengah aktifitas mager ketiga temannya. Mereka sedang berada di taman Fakultas, duduk selonjoran di atas rumput layaknya sekumpulan pelari yang baru saja melewati garis finish.
"Asli, Rin. Gue lemes banget." Sahut Sarah.
Mahasiswa Fakultas Teknik saat ini memang tengah disibukkan dengan ujian tengah semester. Tidak heran kalau air muka ke empat sekawan itu tampak suram seperti masa depan kalian, wkwk.
"Mikha mau nikah ajalah, capek banget kuliah~"
Mikhaila ikut menyahut. Suaranya terdengar lemas, sama sekali tidak bersemangat.
"Yeee.. itu sih maunya elu... Pengen banget cepat-cepat dinikahin koh Markus, nih bocil."
"Nggak, ya! Mikha nggak bilang pengen nikah sama kak Mark. Sarah aja yang ngaur..."
"Dih. Sewot aja anak Mami." Cibir Sarah.
"Nyi, diem deh... Ratu pusing denger bacotan lo berdua."
"Ratu apaan? Ratu kadal? Lo nggak lupa kalo masih punya batang, kan, Bas?"
Celotehan spontan Herin sontak menghasilkan tawa dari 2 perempuan lainnya. Mikha dan Sarah jelas senang melihat ekspresi cemberut Bastian.
"Oh, iya, gimana kalo kita pergi jalan-jalan berempat? Itung-itung buat me-refresh otak yang udah keriting." Herin kembali bersuara.
"Boleh. Minggu depan kalian juga selesai uts, kan? Kalo gue sama Mikha sih iya udah..."
"Gue juga udah sih... cuma 3 mata kuliah lagi." Balas Bastian.
"Ok! Kalo gitu fix kita jalan-jalan. Gimana kalo ke Lembang? Ke tempat-tempat yang adem lah pokonya..."
"Yahh... jangan dong, Rin. Jangan jauh-jauh... Mikha susah dapat izin Papi soalnya~"
"Ya elah, Mik.. sekali-kali doang apa salahnya sih...? Lagian lo bukan anak kecil lagi tau..."
"Bukan gitu... Papi lagi ngambek karna Mikha ketahuan jalan sama kak Mark ke Puncak."
"WHAT!!!"
Ketiga teman Mikhaila kompak berteriak heboh. Benar-benar tidak bisa di percaya. Gadis polos yang sepertinya tidak polos lagi itu nyatanya memiliki rahasia yang tidak pernah dia ungkapkan pada teman-temannya. Dan betapa bodohnya teman-teman Mikhaila karena tidak menyadari perubahan gadis itu.
"Ooohh... gue tau sekarang. Jangan-jangan, hikeys di tulang selangka lo yang pernah gue liat waktu itu karna ulah kak Mark, iya kan?! Ngaku lo bocil! Bilangnya di gigit tawon, ternyata yang gigit siluman tawon!"
Mikhaila di buat gelagapan mendengar ucapan Sarah. Dia tidak menyangka kalau Sarah masih ingat perihal kiss mark tempo hari.
"Princess, seriously? Kok nggak kasih tau Babas?"
"A-apaan sih, Sarah! Kan Babas sama Herin jadi tau~"
"Ayiing, Mikha... gue gak nyangka kalo lo udah gak polos lagi. Hahaha. Tapi lebih nggak nyangka kalo koh Markus ternyata pervert. Hahaha..." Herin tertawa terbahak-bahak.
"Bener, kan?! Kalian belom liat aja betapa dahsyatnya bekas gigitan hasil karya kak Mark. Hahahaha."
"Sarah, ih!!"
"Jadi, Mikha... gimana?" Tanya Herin ambigu.
"Apanya?"
"Cih! Cipokan koh Markus gimana rasanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thing About Mark (END)
FanfictionKetika si gadis manja berhasil mengungkap jati diri senior paling galak se-antero raya! CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • 18+ • Harsh words • Semi baku • Lokal • Romance, fluffy, frienship, family