20. Serene

4.1K 428 16
                                    

2 bulan menjelang pernikahan, Markus sangat disibukkan oleh banyaknya pekerjaan. Lelaki itu bekerja lebih keras, mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi masa depan keluarga kecilnya kelak. Markus juga mulai melebarkan sayap di dunia bisnis dengan sering mengekori Papi di pertemuan-pertemuan penting bersama para investor lokal.

Apa Mikhaila keberatan? Tentu saja tidak. Bahkan dia cenderung senang kalau Markus tidak terlalu sering berkeliaran didekatnya. Tahu sendiri bagaimana sifat Markus, lelaki itu selalu minta jatah saat berduaan dengan kekasihnya.

Omong-omong Mikha sedang berdiskusi bersama teman-teman satu kelompok praktikum, ada Sarah juga di sana. Diskusi hari ini berlangsung di kediaman Alatas. Sudah sering sih sebenarnya. Teman-teman Mikha memang senang berkumpul di rumah Mikha karena Mami Dara selalu menyediakan cemilan enak sekaligus sehat. Dan yang paling penting gratis! Namanya juga mahasiswa.

"Gue nggak masalah sih di kasih bagian tersulit, toh, kalau hasilnya ngaur dampaknya ke kalian juga..."

Sarah berseru tengil saat pembagian tugas selesai dibacakan, dan dia mendapat bagian tersulit. Padahal mereka memilih secara acak.

"Sarah mah gitu..." Balas gadis lainnya tidak terima.

"Santai aja kali... Gue cuma becanda kok."

"Permisi~ es kelapa muda disini~"

Mikha tiba-tiba muncul di tengah-tengah perdebatan receh teman-temannya. Gadis itu membawa nampan berisi 4 gelas besar es kelapa muda segar.

"Nah! Ini dia yang di tunggu-tunggu!"

Satu-satunya jantan di sana menyahut riang. Sumpah, cuaca hari ini sangat panas.

Mereka pun melanjutkan diskusi sembari menikmati minuman serta cemilan lezat yang disediakan si tuan rumah. Keempat remaja itu terlalu asik beradu opini, hingga tidak ada yang menyadari kehadiran sesosok lelaki dengan 2 kotak pizza berukuran besar ditangannya.

"Asik banget kayaknya?"

"Eh, kak Mark!" Kecuali Mikhaila, tiga orang lainnya kompak menyapa Markus.

Nampaknya teman-teman Mikhaila tidak pernah menyangka akan bertemu Markus di rumah kekasihnya. Sedangkan Mikha mencoba acuh. Gadis itu sedang merajuk karena akhir-akhir ini Markus menjadi super sibuk.

"Apa senyum-senyum!" Semprot Mikha saat Markus mendudukkan diri disampingnya.

"Calon suami baru pulang kok nggak di kasih senyum?"

Well, Markus dan Papi baru saja pulang dari perjalanan bisnis selama 2 hari 1 malam. Masalahnya selama 2 hari itu Markus sama sekali tidak mengabari Mikhaila. Tidak ada yang Mikha curigakan sih sebenarnya, toh Markus pergi dengan Papi-nya. Tapi tetap saja sikap Markus tidak bisa dibenarkan, oke? Bagaimana mungkin Markus tidak menghubungi Mikha sekali pun?!

"Mikha lagi sibuk. Pergi sana."

Markus menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Lebih baik dia istirahat sebentar. Badannya remuk semua!

"Fine, kalau udah selesai kita ngomong ya? Kakak istirahat bentar di kamar kamu."

Akhirnya Markus mengalah. Lelaki itu mengecup singkat kening Mikha, lalu meletakkan 2 box pizza di atas meja yang dikelilingi oleh teman-teman Mikha. Markus beranjak pergi setelahnya. Hanya satu tujuan Markus saat ini, kasur, tubuhnya hampir mati rasa karena kelelahan. Poor Markus.

Sepeninggal Markus suasana kembali santai seperti sebelumnya. Markus masihlah si senior galak yang ditakuti oleh para juniornya, ingat?

Mikha dan teman-temannya kembali berdiskusi seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang