3. Blue Moon

6.6K 678 14
                                    

Tahun ajaran baru sudah di mulai sejak pekan lalu. Tidak ada sesuatu yang spesial yang terjadi dalam satu minggu terakhir, just normal days. Bagi mahasiswa di tahun pertama perkuliahan, ada satu hal yang sangat penting untuk dilakukan selain mengikuti kelas, hal penting itu adalah mendapatkan teman yang bisa dipercaya dalam menjalin hubungan pertemanan secara simbiosis mutualisme.

Dunia kampus itu kejam! Jika kamu tidak ingin dimanfaatkan oleh orang lain, maka jangan memberi celah sedikit pun. Ingat, Jangan mau mengerjakan tugas kelompok sendirian, jangan mau dititipkan absen oleh teman, jangan mau membagi isi laporan praktikum yang dengan susah payah kamu selesaikan, jangan! Kamu tidak perlu menjadi malaikat tanpa sayap bagi mahasiswa berjenis kupu-kupu di luar sana. Just mind your own bussiness! Kecuali jika memang saling menguntungkan, yap, that simbiosis mutualisme.

Oke, skip!

Jadi hari ini Mikha berencana untuk menemui Markus lalu mengembalikan hoodie lelaki itu. Sudah 2 minggu lebih Mikha menyimpan hoodie Markus. Dia bahkan belum melihat batang hidung senior mesum itu sejak terakhir kali mereka berpisah di depan rumah, dan berakhir dengan adegan memalukan. Entahlah, rasanya sulit sekali menemui Markus setelah kampus kembali aktif.

Ketika Mikha sudah berada di depan kantor prodi Teknik Mesin, mata bulatnya menangkap sosok Henry yang sedang serius memperhatikan mading didepannya. Mikha berjalan mendekat lalu memberanikan diri untuk menyapa lebih dulu.

"Kak Henry, hai.."

Mikha berucap ramah sambil menepuk pundak Henry satu kali. Hal itu sukses menimbulkan raut kebingungan di wajah tampan Henry.

"Eh, apa ini? Kau jangan genit ya, dek! Abang lagi tidak mau berurusan sama si koko crunch."

"Lah, nyapa doang di katain genit. Kalo nggak nyapa di katain sombong. Duh, gak enak banget jadi orang cantik."

Si perempuan mengibas-ngibas rambut panjangnya ke samping.

"Yeee.. dasar cabe! Mulut kau minta di rajam pake bibir si Markus rupanya."

"Ihh.. apaan sih kak Henry! Gak lucu tau!"

Mikha jelas tidak menyukai candaan Henry. Dasar aneh! Lagi pula, ada gitu di rajam pake bibir? Wkwk

"Hahahaha itu bibir biasa aja dong! Bener-bener ini ceweknya si Markus"

"Kak Henry ngeselin! Mikha bukan siapa-siapanya kak Mark tau!!"

"Ehem"

Suara deheman sontak menghentikan tawa renyah Henry. Mikha yang tadinya asik memukul lengan kiri Henry juga tiba-tiba berhenti. Keduanya kompak menoleh pada sumber suara dan mendapati sosok Lukas Fernandez tengah berdiri tegak sambil berkacak pinggang. Lukas memicing curiga pada sepasang manusia didepannya. Lorong Fakultas sudah sepi. Pantas kalau dia berpikir yang tidak-tidak, bukan?

"Kalian... selingkuh?"

Mata Mikha membulat hebat sebab mendengar tudingan Lukas. Well, Markus dan teman-temannya memang tidak ada yang beres.

"Asu! Busuk sekali itu mulut" Sahut Henry.

"Lah! Gua liat ya, cuk! Awas aja lu, gua aduin Markus!"

"Nah, kan.., apa awak bilang! Kau jangan dekat-dekat sama abang! Lakimu itu galak!"

Hah? Gimana maksudnya? Mikha yang sedang keheranan semakin di buat heran mendengar perdebatan dua batang didepannya.

'Ini mereka lagi ngomongin siapa, sih?' Innernya.

"Kak Henry, kak Lukas, diem dulu!" Mikha segera menginterupsi kala melihat Lukas hendak kembali menyela.

"Mikha cuma mau nanya kak Mark sekarang lagi dimana! Mikha mau ngembaliin hoodie yang Mikha pinjem dulu! Gitu doang!"

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang